Pada waktu lahir, wafat dan hari kiamat, beliau dibangkitkan kembali dengan kemuliaan di hadapan Tuhannya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qu'an:
“Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam/19: 14-15)
BACA JUGA:Bisa Menolong Kita di Akhirat, Burung Ini Dianjurkan Dipelihara dan Jangan Disakiti
Nabi Yahya diangkat Allah SWT menjadi nabi pada tahun 27 Masehi. Ia membantu ayahnya berdakwah dengan mengingatkan kaumnya dan para pemimpin Bani Israil yang melanggar hukum Taurat.
Ia sangat berani menegakkan kebenaran dan memberlakukan hukum agama dengan tegas. Ia selalu menganjurkan agar kaumnya yang berdosa segera bertobat.
BACA JUGA:Segera Singkirkan, Kata UAH Ada 2 Benda Jadi Penghambat Rezeki Masuk Rumah
Nabi Yahya hidup pada masa Yerusalem berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi (4 SM - 39 M) dan Herodus sebagai penguasanya. Suatu ketika Raja Herodus berencana menikahi anak tirinya (Herodia), dan Nabi Yahya mengetahui rencana itu.
Maka beliau mengeluarkan fatwa larangan, karena menurut hukum Taurat haram hukumnya menikahi anak tiri.
BACA JUGA:5 Benda di Rumah yang Disukai Malaikat Pembawa Rezeki, Rawat dan Manfatkan
Herodia tidak ingin pernikahannya gagal, maka ia meminta Raja Herodus untuk membunuh Nabi Yahya.