Tidak pernah kota Madinah mengenal hari yang lebih banyak mengalirkan air mata setelah wafatnya Rasulullah SAW selain di hari ketika Bilal kembali ke Madinah.
BACA JUGA:Kisah Kurban Zaman Para Nabi, Mulai Nabi Adam hingga Nabi Muhammad
Amalan Muadzin
“Muadzin (tukang adzan) itu akan diampuni segala dosa-dosanya sesuai dengan panjangnya suara adzan dan pahala seperti orang-orang yang sholat bersamanya” (HR.Al-Thabrani. Dianggap Shahih ole Al-Bani)
Maksud dari hadis tersebut, terdapat dua pahala bagi seorang muadzin yaitu : Pertama, dihapus dosa-dosanya. dosa yang terhapus sesuai dengan panjangnya suara jangkauan adzannya. Artinya semakin besar dan panjang jangkauannya maka semakin banyak pahala yang akan terhapus.
Kedua, Seorang muadzin mendapat pahala sebanyak orang yang sholat bersamanya diwaktu itu. Jika semakin banyak orang yang pergi sholat ke masjid karena mendengar seruan adzan darinya maka artinya ia mengajak orang lain dalam kebaikan dan ketaqwaan.
“Barangsiapa yang mengumandangkan adzan selama dua belas tahun. Maka muadzin tersebut wajib untuk masuk surge. Sekali adzan pada tiap hari ia memperoleh enam puluh kebaikan dan setiap iqamah memperoleh tiga puluh kebaikan.” (HR. Ibnu Majah dan Dianggap shahih oleh Al-bani)
Hadist ini menjelaskan keutamaan bagi para muadzin yang ikhlas. Hadist ini disampaikan agar seorang-seorang muslim berhasrat kuat untuk menjadi bagian dari mereka. Atau turut bersama mereka walau sesekali dalam memperoleh kebaikan yang dikabarkan Nabi SAW. Sehingga begitu mulia dan nikmatnya menjadi Rasulullah.
Tim liputan