Sahabat Bilal RA, muadzin Nabi SAW tidak pernah sekali pun lupa kepada Baginda Nabi SAW. Selepas wafatnya Baginda Nabi SAW, Bilal tidak sanggup lagi untuk menjadi muadzin. Tidak sanggup lagi tinggal di Madinah, melihat tempat-tempat yang mengingatkan kenangan indah bersama Baginda Nabi SAW.
Bilal pergi menjauhi Madinah menju Syam untuk berjihad dan menetap di daerah bernama Dariya. Bertahun-tahun Bilal meninggalkan Madinah. Suatu malam Bilal meninggalkan madinah. Suatu malam Bilal bermimpi bertemu dengan Nabi SAW.
Suatu Malam bilal akhirnya bermimpi bertemu Nabi Saw. Nabi SAW bersabda : “Hai Bilal apakah arti jauhmu ini? Tidakkah sudah tiba saatnya bagimu untuk menziarahku ”
Setelah bermimpi, Bilal terbangun dalam keadaan sedih. Bilal memutuskan untuk segera melakukan perjalanan menuju Kota Nabi.
BACA JUGA:Katanya Sapi Merah Tanda akan Datang Kiamat, Begini Penjelasan Buya Yahya
Sampai di Madinah, Bilal langsung mendatangi pemakaman Nabi SAW. Di makam Nabi Bilal menangis disisinya dan mengusapkan wajahnya ke makam Nabi.
Suatu hari kedua cucu Rasulullah meminta Bilal untuk adzan. Bilal tidak sanggup menolak permintaan kedua cucu Rasulullah SAW. Bilal pun menaiki tempat adzan. Ketika Bilal beradzan, Maka kota Madinah pecah oleh tangisan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi SAW.
Bahkan Bilal yang mengumandangkan adzan sendiri tak sanggup meneruskan adzannya lagi. Lidahnya kelu oleh air mata yang berderai. Hari itu, kota Madinah kembali mengenang masa Nabi Muhammad SAW.