Ceramah Lengkap Zainuddin MZ, 10 Orang yang Menjadi Teman Setan

Rabu 07-06-2023,20:27 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

“Orang yang suka meminum minuman keras.”

Itulah sebabnya memang dalam hidup ini kita harus punya filter. Allah selalu menghendaki yang terbaik dan memilihkan yang terbaik untuk kita. Kalau sudah itu minuman yang baik kata Allah, itulah memang yang baik untuk kita. Kalau itu dilarang oleh Allah, itulah memang yang tidak baik untuk kita. 

 

Jadi, kalau sudah qath’i dalilnya, ga usah buang energi menyelidiki apa manfaatnya. Kalau sudah qath’i dilarang, ga usah buang energi menyelidiki apa bahayanya khamr. Allah tidak akan melarang sesuatu yang mengandung manfaat. Yang dilarang Allah tentu yang membawa mudharat dan bahaya di dalam kehidupan. 

 

Bukankah sekarang ini minuman keras sudah merupakan penghias pesta, merupakan kebanggaan di kalangan remaja, termasuk dalam kata khamr ini ya morfin, ganja, narkotik, dan yang sejenis dengan itu. Orang sudah merasa bangga kalau sudah fly to the sky, membubung ke angkasa, katanya, dunia ini luas, lupa segala macam persoalan. Tapi sampai kapan? Sampai kapan orang merasa membumbung? Sampai kapan orang bisa merasa meninggalkan segala persoalan? Sampai mabuknya selesai? Ya, kalau gitu mabuk aja terus. Lalu apa artinya kehidupan ini? “Haha, mabok kan ga ngerugiin orang lain. Kalau saya nyolong kan ngerugiin orang lain. Kalau saya korupsi, ngerugiin orang lain. Kalau saya zina, jelas ada orang lain yang dirugikan. Tapi, minum khamr siapa yang rugi? Uang, uang saya. Saya beli dengan uang saya. Yang minum pun saya. Siapa yang rugi?” saudara ini pemikiran sepihak namanya. 

 

Pertama, jelas merugikan diri sendiri. Kesehatan terganggu. Pertumbuhan IQ. Daya pikir jadi jumud bin beku. Tidak ada idealisme ke arah depan. Yang ada ya, yang dipikirkan ya yang di depan hidungnya saja. Dan konon itu pada mulanya memang orang kan sifatnya cuma ingin tahu. Nyobain, ketagihan. Ya kalau orang tuanya masuk golongan have, mampu. Kalau orang tuanya termasuk ekonomi lemah, sedangkan kecanduan hal yang tidak bisa ditangguhkan. 

 

Orang yang sudah kecanduan minuman keras, sekali dia tidak minum, sudah bukan main rasanya. Orang yang sudah biasa minum ganja, morfin, narkotik, satu kali dia tidak bertemu itu, sudah ga karuan rasa. Orang tuanya tidak mampu, kenapa lalu ga ngelamun yang negatif. Ya kalau dia keluarga have, orang tuanya masih ngelarang, dia bisa jual hal lain di rumahnya yang ada harganya, tape kah itu, video kah, mobilkah itu digadai dulu. 

 

Kalau di kampung, anak-anak muda yang menengah ke bawah, kenapa ga ayam orang disamber. Terjadilah perbuatan negatif yang akhirnya merembet kepada merugikan orang lain. Hakikatnya zhahirnya memang pada mulanya hanya merugikan diri sendiri, tapi lambat laun akan merembet juga kepada merugikan orang lain. Oleh karena itu pantas kalau dalam perjalan mi’raj begitu hendak start dari Masjidil Aqsha menghadap Allah kepada baginda Nabi disodorkan dua gelas minuman; segelas susu dan segelas arak. “Muhammad, kau ambil salah satu minuman itu. Kau minum.” Mantap Nabi mengambil gelas yang isinya susu lalu beliau minum. Selesai minum kata Jibril,

صدقت يا محمد لقد أصبت الحق

“Kamu benar Muhammad. Pilihanmu tepat.” Kenapa? “Untung saja susu yang kamu minum. Kalau arak yang kamu ambil, kamu pilih dan kamu minum, pasti umatmu bakal jadi umat teler semua nantinya.” Wong Nabi milih susu saja umatnya masih banyak yang teler. Apalagi kalau beliau memilih khamr waktu itu. Tapi ini sekedar simbol bahwa begitulah kita dalam hidup.

 

BACA JUGA:Cara Makan Nasi yang Sehat dan Tidak Ngantuk, Ini Trik dr Zaidul Akbar

Kategori :