Cerita Penambang Emas Tradisional di Lebong, Bagaikan Mengubah Batu Menjadi Air
Penambang Emas Tradisional di Lebong--
LEBONG, RBTVDISWAY.ID - Sejak lama Kabupaten LEBONG telah menjadi penghasil emas di Provinsi Bengkulu, bahkan menjadi salah satu penyumbang emas pada Tugu Monas di Jakarta.
Uniknya emas yang diperoleh bukan berasal dari perusahaan-perusahaan besar melainkan dengan cara penambangan tradisional.
BACA JUGA:30 Siswa Ikuti MPLS di SMAN 3 Seluma Walaupun Statusnya Masih 'Menggantung'
Para penambang tradisional yang secara turun temurun telah mengusai proses pengelolaan emas. Dimulai dari penambangan hingga menjadi emas jadi yang siap dijual.
Diceritakan salah satu penambang emas di Kabupaten Lebong Desa Tungang Suherman, proses mengolah urat emas sangatlah panjang, ia mengibaratkan proses mencari emas bagai mengubah batu menjadi air.

Penambang Emas Tradisional di Lebong--
Dalam tahapannya, setelah dilakukan penambangan urat emas yang bercampur batu dan tanah, harus melalui proses pemecahan serta penghalusan menggunakan alat gelundung yang berputar lebih dari 12 jam.
Setelah proses penggelundungan tersebut selesai barulah urat emas tersebut di masukkan ke dalam alat tong, yang memiliki ukuran yang lebih besar bisa memuat urat emas lebih dari 150 karung, yang biasanya 1 karung memiliki berat di kisaran 40 hingga 50 kilo gram.
BACA JUGA:Pembangunan Gardu Induk di Kaur Terbentur Pembebasan Lahan, Pemilik Lahan Minta Nominal Ganti Rugi Segini
Proses pemisahan emas didalam tong tersebut memakan waktu 3 hari 3 malam. Urat tersebut diaduk menggunakan bahan kimia. Sehingga memungkinkan emas dapat terpisah dari residu yang tidak diperlukan.
Setelah itu barulah emas mentah tersebut dibakar atau dilebur menjadi emas yang dapat dijual. Suherman menyampaikan untuk penghasilan dalam 1 kali proses dalam tong bisa menghasilkan Rp 25-30 juta.
BACA JUGA:Mau Ubah Identitas Diri, Simak Cara dan Syarat Menggaanti Nama KK dan KTP di Dukcapil
Namun hasil tersebut bergantung pada kualitas urat yang diolah. Tidak jarang proses pengetongan tersebut tidak mengembalikan modal para penambang.
“Prosesnya sangat panjang mulai dari pagi sampai sore, itu bisa menghabiskan waktu 3 harian. Jika sudah proses mentah dibakar atau dilebur menjadi emas barulah dapat dijual. Untuk penghasilan dalam 1 kali proses dalam tong bisa 25-30 juta rupiah,” ujar Suherman.
BACA JUGA:Kapolda Bengkulu Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh Nala 2025
Reko Muhardi
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


