Sering Dianggap Sepele, Ini Penyebab Radang Tenggorokan Menurut Ustadz Dhanu
Penyebab Radang Tenggorokan Menurut Ustadz Dhanu--
NASIONAL, RBTVDISWAY.ID – Kupa stuntas penyebab radang tenggorokan menurut Ustadz Dhanu, ada kaitan dengan emosi yang tertahan.
Radang tenggorokan merupakan iritasi yang terjadi pada tenggorokan dan kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal seperti flu hingga paparan polusi.
BACA JUGA:Bikin Merinding. Ini Pengakuan Sopir Nissan Serena Jungkir Balik Seruduk Rumah Warga
Umumnya, radang tenggorokan menyebabkan nyeri dan gatal di tenggorokan, batuk, sakit ketika menelan, dan suara serak.
Banyak orang berpikir bahwa radang tenggorokan hanyalah persoalan medis biasa. Biasanya, ketika tenggorokan terasa nyeri, kering, atau perih saat menelan, kita langsung buru-buru membeli obat-obatan seperti antibiotik atau pereda nyeri.
BACA JUGA:Panduan Lengkap Pinjaman Tanpa Agunan di Livin by Mandiri, Proses Cepat Plafon Rp 100 Juta
Dan mungkin berfikir habis makan-makanan berminyak kering atau kurang minum, ya memang itu benar. Namun, menurut penjelasan mnaraik dari Ustadz Dhanu dalam kanal YouTube resminya di Ustadz Dhanu - Official Channel.
Radang tenggorokan justru bisa menjadi sinyal dari hal yang lebih dalam bukan hanya fisik, tapi juga emosional dan spiritual.
BACA JUGA:Cara Ajukan Pinjaman Online di Livin, Dana Langsung Cair ke Rekening Mandiri
Dalam penjelasannya, Ustadz Dhanu menyampaikan bahwa radang tenggorokan seringkali berkaitan erat dengan emosi yang dipendam, terutama perasaan marah.
Menurut beliau, seseorang yang terbiasa menahan amarah tanpa menyalurkannya dengan cara yang sehat bisa memicu gangguan di bagian tenggorokan.
Ketika seseorang hendak marah, akan tetapi memilih diam, dan emosi itu disimpan terus-menerus, maka energi negatif tersebut bisa “tertahan” di area pita suara atau tenggorokan, yang pada akhirnya menimbulkan radang tenggorokan.
BACA JUGA:Bagaimana Penilaian Ketum HMI Cabang Curup Tentang Gubernur Bengkulu Helmi Hasan?
Ustadz Dhanu menambahkan bahwa radang tenggorokan tidak muncul secara tiba-tiba. Terkadang, gejalanya baru terasa setelah bertahun-tahun seseorang terbiasa menyimpan amarah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


