Serba-serbi Tes Calistung sebagai Syarat Masuk SD yang Dihapus Nadiem
seleksi penerimaan murid baru--
Menurut penelitian Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), prestasi membaca siswa Indonesia rupanya tergolong rendah. Penelitian itu dilakukan pada tahun 2006 silam kepada siswa kelas IV SD.
Dalam penelitian itu, Indonesia berada pada urutan ke-45 dari 49 negara dengan skor 405. Indonesia ada di atas Qatar, Kuwait, Maroko, serta Afrika Selatan.
Penelitian PIRLS terbaru sebenarnya ada yang dilakukan pada tahun 2016. Namun Indonesia tak ada dalam daftar tersebut.
Selain itu, Indonesia juga secara rutin mengikuti Programme for International Student Assessment atau PISA. Tes dilakukan para siswa usia 15 tahun dengan tujuan menilai kompetensi siswa di bidang membaca, matematika, dan sains hingga bisa dibandingkan secara internasional.
BACA JUGA:Cerita Gus Baha, Ada Penduduk Neraka yang Tetap Berzikir Meski Mendapat Siksaan
Nah, pada tahun 2018, hasil tes yang dilakukan pada 12.098 siswa Indonesia rupanya lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata negara ASEAN.
Skor PISA Indonesia lebih rendah 42 poin di bidang membaca, 52 dalam matematika, dan 37 dalam kemampuan sains jika dibandingkan dengan nilai rata-rata ASEAN. Indonesia hanya lebih baik dari Filipina dalam kemampuan membaca, matematika, serta sains.
Penelitian Memang Sebut PAUD Tak Perlu Belajar Calistung
Anak usia dini sebetulnya tidak perlu belajar calistung. Menurut penelitian dalam buku Prosiding Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan yang terbitan Universitas Muhammadiyah Ponorogo tahun 2015, dilihat dari tahapan perkembangan, anak usia dini secara umum sejatinya tidak siap untuk melanjutkan ke jenjang SD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: