Keistimewaan Wanita Tarim, Bidadari Bumi yang Terpelihara, Suka Sedekah dengan Keterbatasan
kecantikan wanita tarim--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Wanita Tarim mendapat julukan bidadari bumi yang terpelihara. Mereka di didik dalam jalur Sayyidatuna Fathimah Az-Zahra, putri Rasulullah Muhammad SAW.
Tarim adalah sebuah kota yang letaknya di Hadramaut, Yaman. Kota Tarim memiliki jarak sekitar 640 kilometer dari kota San’a, ibukota Yaman.
Tarim mendapatkan julukan sebagai kota seribu para wali, karena dari Kota Tarim banyak lahir para waliyullah dan ulama-ulama keturunan Rasulullah Muhammad SAW.
Lalu bagaimanakan fakta, ciri ciri, sifat, kepribadian, kebiasaan, akhlak, cerita dan keistimewaan wanita Tarim?
Wanita Tarim sudah terbiasa sejak kecil dibesarkan dalam lingkungan beragama. Orang tua mereka mendidik untuk membaca Al Qur’an sedari kecil. Selain itu hidup mereka juga selalu dikondisikan untuk hadir di majelis ilmu.
Sehingga dengan demikian akhlak mereka terdidik dengan mulia dan pergaulannya juga selalu terjaga. Seperti itulah keadaan mereka dibesarkan. Pembicaraan mereka juga hanya seputar majelis ilmu, Al-Qur’an, adab dan akhlak.
Mereka hidup tidak pernah punya idola, selain Sayyidah Fatimah RA.
BACA JUGA:Viral Geng Janda Glowing, Ternyata Ada 10 Keutamaan Menikahi Janda, Nomor 8 Dapat Pahala
Wanita Tarim tidak pernah melihat laki laki asing selain ayah mereka atau saudara laki laki saja. Mereka dibesarkan di lingkungan yang tidak mengenal musik dan tidak kenal wajah orang fasiq. Aurat mereka sangat terjaga. Bagi mereka setelah mencapai umur baligh, tempat mereka adalah di dalam rumah. Semua sudah mengenakan niqab.
Dalam buku berjudul ‘Bidadari Bumi, 9 Kisah Wanita Sholehah’ karya Ustazah Halimah Al-Alaydrus, ada cerita menarik tentang keistimewaan perempuan Tarim, Hadramaut, Yaman.
Diceritakan, perempuan Tarim sudah terbiasa sejak kecil dibesarkan dalam lingkungan beragama yang dekat dengan ulama, majlis ilmu, maulid dan sebagainya.
Sejak kecil mereka dididik untuk membaca Alquran oleh orang tua mereka. Terdidik dengan akhlak yang mulia. Pergaulan mereka terjaga. Begiu juga aurat mereka.
Bagi mereka setelah mencapai umur baligh, tempat mereka adalah di dalam rumah. Mereka tidak pernah melihat lelaki asing selain dari saudara-saudara lelaki dan orang tua mereka saja.
Mereka dibesarkan dengan tidak mengenal musik, tidak mengenal kebiadaban dan tidak kenal wajah orang fasiq. Perbincangan mereka adalah perbincangan tentang majlis-majlis ilmu, Alquran, adab, akhlak, tasawwuf dan seumpamanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: