Kisah Ki Semar Sabdo Palon, Tolak Masuk Islam Hingga Keluar Sumpah Malapetaka di Tanah Jawa
Kisah Ki Semar Sabdo Palon, Tolak Masuk Islam Hingga Keluar Sumpah Malapetaka di Tanah Jawa--
Dia adalah titisan dewa yang turun ke Bumi sebagai pemomong raja dan pengayom kawula. Sosok tersebut sering disandingkan dengan Naya Genggong. Mereka berdua hadir dalam setiap pemerintahan raja-raja di tanah Jawa selama masa kejayaan kerajaan Hindu dan Buddha.
Nama Sabdo Palon rupanya bukan merupakan nama asli, melainkan gelar yang diberikan sesuai tugas yang diemban. Dalam Serat Darmagandul Sabdo Palon terdiri dari dua kata, yaitu Sabdo berarti orang yang memberikan masukan dan Palon bermakna orang yang mengunci kebenaran di alam semesta.
BACA JUGA:Punya Ajian Semar Mesem, Pemilik 5 Weton Ini Mampu Taklukan Hati Wanita dengan Mudah
Dia juga dikenal sebagai peramal ulung yang bisa meramalkan masa depan. Pada 1978, Gunung Semeru meletus dan membuat sebagian orang percaya atas ramalan tersebut. Tokoh Sabdo Palon juga dihormati di kalangan umat Hindu di Jawa serta di kalangan aliran tertentu penghayat kejawen.
Salah satunya kisah ki Semar dan Prabu Brawijaya yang tercatat dalam kisah sabdo palon Naya Genggong. Ada kisah màsa lalu yang tercatat dalam buku babad tentang negara Mojopahit.
Waktu itu Sang Prabu Brawijaya mengadakan pertemuan dengan Sunan Kalijaga didampingi oleh Punakawannya yang bernama sabdo palon Naya Genggong.
Prabu Brawijaya berkata lemah lembut kepada punakawan nya:
"sabdo palon sekarang saya sudah menjadi Islam. Bagaimanakah kamu? Lebih baik ikut Islam sekali, sebuah agama suci dan baik."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: