Iklan RBTV Dalam Berita

Dawet Nawi

Dawet Nawi

Dia selamatkan polisi itu ke dalam tokonyi.

Polisi itu digambarkan begitu baik. Membasuh muka anak kecil itu dengan air.

Masalahnya: tidak ada toko dawet di sekitar stadion itu. Apalagi di depan pintu 3. Kian dicari, wanita itu kian menimbulkan misteri.

Wartawan tidak mampu memecahkan misteri itu. Yang memecahkannya justru si penjual dawet itu sendiri. Kemarin. Rabu. Siang hari.

Dia tiba-tiba datang ke rumah tokoh Aremania di Singosari, utara Malang. Dia mengaku bernama Suprapti S.Pd. Orang pun jadi tahu. Dia petinggi DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Malang. Itu diketahui dari iklan ucapan selamat yang pernah dia buat. Yakni saat NU berulang tahun pada 2020. Dia, sebagai pimpinan partai,

mengucapkan selamat di iklan itu. Ada logo Partai PSI. Lengkap dengan foto dirinya yang pakai baju muslim dan jilbab hijau.

Suprapti tiba-tiba ke rumah Sam Nawi. Dia ingin bertemu istri Sam Nawi. Tokoh Aremania itu meninggal di tragedi Kanjuruhan.

Nawi adalah dirigen Curva Nord Stadion Kanjuruhan. Nawi-lah, 45 tahun, yang memberi komando yel-yel dan lagu-lagu sepanjang pertandingan. Yakni dirigen khusus di bagian utara stadion.

Nama Nawi memang disebut oleh si penjual dawet di audio yang viral itu. Sebagai pemabuk. Dan lain-lain. Di situ seolah si penjual dawet sudah tahu persis siapa Nawi.

Dan kemarin si penjual dawet ke rumah Nawi. Untuk minta maaf.

\"Waktu dia datang saya tidak ada di rumah,\" ujar istri almarhum Nawi, Eka Wulandari.

Saya menelepon Eka tadi malam. Dia banyak bercerita soal kedatangan si penjual dawet. \"Waktu dia datang saya lagi di Pasar Singosari,\" kata Eka. \"Lagi belanja untuk peringatan 40 hari Sam Nawi,\" tambah Eka.

Seorang anggota keluarga menelepon Eka. Dia pun segera pulang. Lalu menemui si penjual dawet. \"Saya tidak sempat berkenalan. Dia langsung menangis di depan saya minta maaf,\" ujar Eka.

Pertemuan itu dilakukan di lantai rumah Eka. Tidak ada meja kursi di situ. Si penjual dawet minta maaf kepada Eka. Sambil bersimpuh. Mengenakan kebaya dan baju muslimah. Mencium tangan Eka dengan wajah di pangkuan Eka. Lama. Eka yang baru tiba dari pasar sampai mengelus-elus punggung si penjual dawet.

\"Saya tidak tahu siapa nama ibu tadi. Kami tidak sempat kenalan,\" ujar Eka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: