Iklan RBTV Dalam Berita

Kesaktian Panglima Jilah, Pemimpin 44.000 Pasukan Merah Dayak yang Sangat Disegani

Kesaktian Panglima Jilah, Pemimpin 44.000 Pasukan Merah Dayak yang Sangat Disegani

Panglima Jilah yang memimpin 44 ribu pasukan merah--

BACA JUGA:Shio Ular dan 3 Shio Lainnya Ditunggu Uang Dadakan September Ini, Siap-siap untuk Shopping

Kabarnya, pasukan Panglima Jilah kini mencapai 44.000 orang yang tersebar di tanah Kalimantan. Untuk bergabung menjadi pasukan merah pun tidak mudah karena ada sejumlah persyaratan, seperti umur, kesiapan, dan kesanggupan.

Selain itu, calon pasukan pasukan merah juga memiliki pantangan yang harus ditepati. Salah satu pantangan yang harus ditepati adalah tidak boleh makan daging hewan, seperti sapi, kerbau, ular, anjing, dan menjangan.

 

Ini Asal Usul Panglima Jilah

 

Asal usul Panglima Jilah Suku Dayak menarik untuk dibahas. Bagi orang Kalimantan mungkin sudah tidak asing dengan Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah.

Panglima Jilah sendiri merupakan pimpinan dari pasukan Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) alias pasukan merah yang berasal dari Suku Dayak.

Pasukan merah sendiri merupakan pasukan elit yang memiliki peran dalam mempertahankan adat istiadat serta hak-hak Suku Dayak.

BACA JUGA:Buruan Ambil Sebelum Hangus, Ini Cara Dapetin Saldo DANA Kaget Rp95.000

Lantas, bagaimana asal usul Panglima Jilah Suku Dayak? Simak penjelasannya berikut ini.

Panglima Jilah yang menjadi simbol perjuangan masyarakat Suku Dayak ini lahir dengan nama Agustinus Jilah. Ia lahir di Desa Sambora, Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, pada 19 Agustus 1980.

Semasa kecil, Panglima Jilah mengalami hidup yang kurang beruntung. Secara fisik, penampilannya tampak kurang sehat dengan perut buncit dan lidahnya kerap keluar. Kondisi ini menyebabkan banyak orang tidak terlalu menyukainya.

Tak hanya itu saja, Panglima Jilah juga mengalami gagap semasa kecilnya. Sehingga komunikasinya cukup terbatas. Namun, di saat dewasa Panglima Jilah terkenal dengan orasinya di mana-mana.

Meski masa kecilnya kurang beruntung, kakek Panglima Jilah rupanya merupakan panglima perang di zaman kerajaan. Darah perjuangan dari sang kakek inilah yang nampaknya menurun ke dalam diri Panglima Jilah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: