Iklan RBTV Dalam Berita

Puncak Kemarau September 2023 Ini, Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan Terdampak

Puncak Kemarau September 2023 Ini, Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan Terdampak

Puncak Kemarau September 2023 Ini, Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan Terdampak--

- sebagian Papua Barat

- Papua bagian tengah & selatan.

BACA JUGA:Ketika Minyak Bumi Habis dari Dunia Ini, Kendaraan Kita akan Menggunakan Bahan Bakar Berikut

“Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kriteria menengah (50-150 mm/dasarian) berada di Sumatera bagian tengah dan utara, Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, sebagian kecil Maluku Utara & Maluku bagian tengah, sebagian Papua Barat & Papua," tulis BMKG.

Sementara, wilayah yang diprediksi bakal mengalami hujan kategori tinggi-sangat tinggi (lebih dari 150 mm/dasarian) meliputi sebagian kecil Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Papua Barat bagian utara, Papua bagian barat.

BACA JUGA:Pendaftar Terpenuhi, Tak Ada Perpanjangan Pendaftaran Lelang Eselon II Pemprov

Ada Ancaman Gagal Panen

Terpisah, pejabat Madya Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG), BMKG Stasiun Geofisika Klas 1 Tangerang, Maria Evi Trianasari, memprakirakan puncak kemarau kering 2023, terjadi pada Agustus hingga awal September. 

Fenomena ini dinilai berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional.

“Ada ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan," kata Maria.

BACA JUGA:Cakades Muhammad David Sedang Bekerja, Pihak Keluarga Pastikan Hadir Saat Pemilihan

Maria mengatakan indeks El Nino pada Juli 2023, mencapai level moderate. Sementara Indian Ocean Dipole (IOD) sudah memasuki level indeks yang positif.

Fenomena El Nino dan IOD positif saling menguatkan, sehingga musim kemarau 2023 menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah. Ia menjelaskan El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.

BACA JUGA:Mata Kaum Pria Sulit Berkedip, Ini 5 Suku Penghasil Wanita Tercantik di Dunia, Hidung Mancung Kulit Putih

Pemanasan SML ini mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik tengah dan timur. Sedangkan IOD adalah fenomena penyimpangan SML di Samudra Hindia, penyimpangan SML ini dapat menyebabkan berubahnya pergerakan atmosfer atau masa udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: