Munculnya Gunung Emas Setelah Sungai Efrat Mengering, Benarkah Tanda Kiamat?
Munculnya Gunung Emas Setelah Sungai Efrat Mengering, Benarkah Tanda Kiamat?--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Sungai Efrat yang disebut berasal dari surga kian mengering. Debit airnya menurun drastis. Para ahli memperingatkan bencana krisis kemanusiaan yang akan datang di Suriah, khususnya di wilayah timur laut. Berkurangnya aliran sungai terjadi paling cepat dibanding wilayah lain.
Persoalannya boleh jadi tak sesederhana itu. Jika sungai ini mengering, maka kita tinggal menunggu apa yang disabdakan Rasulullah SAW:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ، فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ، تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ: لَعَلِّي أَكُونُ أَنَا الَّذِي أَنْجُو
“Kiamat tidak akan terjadi sampai al-furat mengering sehingga munculah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan aku-lah orang yang selamat.” (HR Muslim).
BACA JUGA:Hore! BLT Anak Sekolah Cair Rp 2 Juta, Cek Daftar Nama di Sini
Faktanya, belum lagi gunung emas itu muncul, konflik dan saling bunuh sudah mewabah di sepanjang Sungai Efrat, terutama di Irak dan Suriah. Para ahli menyebut, perubahan iklim, perang, dan ekspansi pertanian mengakibatkan keringnya sungai ini.
Sungai Efrat merupakan sungai terpanjang di Asia Barat. Sungai ada di tiga negara Asia, yaitu Turki, Suriah dan Irak. Dari sumbernya di kawasan timur Turki, Sungai Efrat mengalir melintasi Suriah dan Irak.
BACA JUGA:Kelelawar Masuk Rumah, Salah Satunya Tanda Rezeki Mau Datang, Namun Syaratnya Harus Seperti Ini
Sampai akhirnya bersatu dengan Sungai Tigris sebelum berakhir di Sungai Syattul Arab yang bermuara di Teluk Persia. Sungai Efrat telah menjadi pemasok air terbesar di kawasan Asia Barat, khususnya Suriah. Banyak warga Suriah memanfaatkan air Sungai Efrat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Misal, para petani menggunakannya untuk mengairi lahan.
Sementara di utara Suriah, aliran sungai Eufrat digunakan untuk pembangkit listrik dan memasok kebutuhan listrik jutaan penduduk. Salah satu petani di Suriah, Khaled al-Khamees (50) menceritakan, ia selalu mengandalkan air dari Sungai Eufrat untuk mengairi lahan pertanian zaitunnya.
BACA JUGA:Belum Terdata di DTKS? Begini Cara Daftar Bansos Secara Online, Bisa Ajukan Mandiri
Namun, sejak sungai tersebut mulai surut, ia kesulitan mendapatkan air. Pohon-pohon zaitunnya layu. Khaled bahkan juga tak mampu menyediakan air untuk keluarganya.
“Seolah-olah kita berada di padang pasir. Kami berpikir untuk pergi karena tidak ada air yang tersisa untuk diminum atau mengairi pepohonan.” ujar Khaled.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: