Kisah Gagah Berani 19 Santri, Ayunan Pedangnya Membuat Ribuan Orang PKI Lari Terbirit-birit
Kisah para santri yang ikut berjuang melawan pemberontakan PKI--
Setelah peristiwa itu, orang-orang PKI di Kediri tidak berani lagi menyerang pesantren. “Kiai Ghozali (Ghozali Burdah) berkesimpulan, bahwa senjata paling ampuh dalam menghadapi musuh adalah keberanian".
Nyanyian Nyono Buka Tabir
G30S PKI yang dilancarkan Dewan Revolusi dalam waktu cepat berhasil dipadamkan. Dengan gerak cepat pasukan RPKAD yang dipimpin Sarwo Edhie Wibowo berhasil merebut RRI yang sebelumnya dikuasai Dewan Revolusi.
Sejumlah pimpinan PKI, yakni utamanya Ketua PKI DN Aidit, Njoto dan komandan Dewan Revolusi Letkol Untung Sutopo yang sempat melarikan diri, berhasil ditangkap.
Ketiganya kemudian dieksekusi mati. Seiring itu, jenazah sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat yang dituduh Dewan Revolusi sebagai kumpulan Dewan Jenderal yang tidak loyal kepada Bung Karno dan karenanya diculik, ditemukan di sumur lubang buaya.
BACA JUGA:7 Manusia Dilindungi saat Kiamat, Termasuk Pria yang Menolak Diajak Berzina
Lantas, bagaimana mula-mula pengungkapan G30S PKI terjadi? Dilansir dari buku Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar (2018), pengungkapan gerakan 30 September 1965 tidak lepas dari penangkapan salah seorang pimpinan PKI, yakni penangkapan Nyono, tokoh CC PKI.
Nyono merupakan level pimpinan PKI yang pertama kali ditangkap pasca G30S PKI. Untuk mengecoh petugas, ia sempat mengaku bernama Tugimin, namun penangkapnya tidak terkecoh.
Nyono yang menjabat Ketua Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) ditangkap di kompleks percetakan Jakarta Pusat. Ia diringkus pada saat bersama sejumlah anggota Pemuda Rakyat.
“Di depan pemeriksa, Nyono mengaku mengikuti sejumlah diskusi yang diikuti Aidit, Njoto, Lukman, Sanusi, Sudisman, dan Ir Sakirman yang berlangsung beberapa kali menjelang G30S”.
Anggota Politbiro yang kata Nyono tidak terlibat dalam diskusi jelang peristiwa G30S PKI adalah Rewang, yakni karena sedang berada di Jawa Tengah. Kemudian Jusuf Adjitorop yang sedang berada di Beijing.
Di depan pemeriksa, Nyono juga mengatakan CC PKI menugaskan Commite Jakarta Raya untuk melancarkan perebutan kekuasaan dengan konsekuen.
Tugas yang sama juga berlaku bagi Commite Daerah lainnya. Terungkap, CC PKI telah menetapkan tiga tahap gerakan dalam rangkaian Gerakan 30 September 1965. Yakni Gerakan Operasi Ampera I, Ampera II dan Ampera III. “Gerakan Operasi Ampera I dimaksudkan semata-mata sebagai usaha kudeta yang ditujukan dan dilaksanakan di pemerintah pusat”.
BACA JUGA:Gagal Salip Mobil Box dan Fuso, Warga Pagar Alam Meninggal di Jalinbar Bengkulu-Manna
Gerakan Ampera II adalah gerakan pembunuhan besar-besaran terhadap para pemimpin golongan lain. Untuk melaksanakan gerakan ini, PKI di setiap daerah menyusun daftar nama tokoh golongan lain yang akan mereka bunuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: