Iklan dempo dalam berita

Mitos Janur Kuning, Benarkah Jika Tidak Layu Pengantin Masih Perjaka dan Perawan

Mitos Janur Kuning, Benarkah Jika Tidak Layu Pengantin Masih Perjaka dan Perawan

Mitos pada janur kuning, benarkah jika tidak layu pengantinnya masih perjaka dan perawan?--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Ini informasi menarik. Hampir semua kita mengenal janur kuning. Soalnya sering terlihat, setiap acara pernikahan dan syukuran, dibuat dan pasang janur kuning. Bahkan ada ungkapkan ‘janur kuning melengkung’. 

Namun yang perlu diketahui, ternyata keberadaan janur kuning tidak sebatas hiasan. Janur kuning punya makna yang sangat mendalam. 

Salah satunya ada mitos, kalau janur kuning yang terpasang di rumah pengantin tidak layu sampai hajatan selesai, menandakan pasangan pengantin itu masih perjaka dan perawan. Begitu sebaliknya. Tapi benarkah? Berikut fakta-fakta soal janur kuning:  

BACA JUGA:Polusi Udara, 2 Kota di Sumatera Ini Salip Jakarta Urusan Polusi Udara Terburuk di Indonesia

1. Nama Janur Kuning Sarat Ajaran Islam

Dalam adat Jawa, pemasangan janur kuning termasuk tradisi turun-temurun. Janur kuning sebagai simbol budaya mengandung banyak filosofi. 

Kata 'Jan' dalam bahasa Arab yang berarti surga, sedangkan 'Nur' yang berarti cahaya, serta ning dari kata 'Wening' yang berarti suci.

Sehingga, diharapkan pengantin yang melangsungkan pernikahan selalu mengingat Allah Yang Maha Suci pemilik surga. 

Makna lainnya berarti agar tujuan suci harus diniatkan karena Allah SWT dan hubungan tersebut diberkahi dalam satu ikatan yang suci.

BACA JUGA:Ini Nama 3 Besar Lelang 3 JPT Pratama Pemprov Bengkulu

2. Bermula dari Pernikahan Putri Kerjaan Cirebon

Selain itu, cerita janur kuning yang jadi tradisi di setiap hajatan pernikahan juga muncul dari Raden Angga Wacana, seorang tokoh penyebar agama Islam di Pangandaran, Jawa Barat. Singkat cerita, Raden Angga Wacana yang mempunyai kesaktian mengikuti sayembara di Kerajaan Cirebon.

Raden Angga berhasil meratakan Gunung Hata dan berhasil membuat pondasi serta rangka bangunan masjid dalam hitungan jam saja. Keberhasilan Raden Angga dihadiahi dengan menikahi putri dari Kerajaan Cirebon. Ia pun memberi syarat sebagai simbol pernikahannya harus dihiasi dengan janur kuning.

BACA JUGA:Amarah Bule Arthur Memuncak Karena Istri Kirim Uang kepada Orang Tua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: