Tolak Pinangan Pejabat Negara dan Pangeran, Bidadari Jawa Ini Pilih Tentara, Muncul Hari Patah Hati Pertama
![Tolak Pinangan Pejabat Negara dan Pangeran, Bidadari Jawa Ini Pilih Tentara, Muncul Hari Patah Hati Pertama](https://rbtv.disway.id/upload/b465b7a58372726e69eb04c7c2cf83ef.jpg)
Tolak Pinangan Pejabat Negara dan Pangeran, Bidadari Jawa Ini Pilih Tentara, Muncul Hari Patah Hati Pertama--
“Menurut kabar beberapa orang, Bung Karno pun menaruh simpati kepadaku. Namun aku sendiri tak pernah mendengar pernyataan ungkapan isi hati Bung Karno. Aku mendengar hal itu dari Bu Hartini, istrinya. Menurutku Bung Karno hanya sebatas mengagumi saja,” ungkap Gusti Nurul dalam bukunya. Setelah Gusti Nurul menikah, Bung Karno sering berkelakar bahwa dia kalah cepat dari suami Gusti Nurul.
Letkol yang Beruntung
Lalu siapa lelaki yang sangat beruntung mempersunting Sang Putri? Dia adalah Raden Mas Sujarso Surjosurarso, seorang duda satu beranak satu.
Surjo bukan pejabat tinggi negara macam Soekarno atau Sjahrir. Ia juga bukan Raja seperti Sultan Hamengkubuwono IX.
Surjo merupakan Kepala Inspektorat Kavaleri Angkatan Darat yang pertama. Pangkatnya letnan kolonel.
Meski bukan pejabat tinggi, Surjo bukan perwira militer sembarangan. Ia lulusan Akademi Militer Kerajaan Belanda di Breda dan pernah beberapa tahun berdinas di tentara Kerajaan Belanda. Dia pernah bertugas di batalyon di Bandung dan selanjutnya pindah lagi ke Batalyon Infantri di Bogor.
Hari Patah Hati Nasional
Tanggal 24 Maret 1954 mungkin menjadi adalah hari patah nasional pertama di negeri ini. Di tanggal itulah Gusti Nurul resmi menjadi istri Letkol Surjo.
Setelah menikah dengan Suryo, Gusti Nurul meninggalkan kehidupan keraton. Ia meninggalkan Komplek Istana Mangkunegara, meninggalkan abdi dalem yang begitu setia, meninggalkan suasana keraton yang begitu mewah.
Ia mengikuti tugas suami dan tinggal di rumah dinas. Gusti Nurul begitu menikmati kehidupan barunya karena mendapat perlakuan yang sama dengan istri-istri prajurit lainnya. Tidak ada lagi yang memanggilnya Gusti, yang ada hanya Ibu, Jeng, atau Mbakyu.
Gusti Nurul setia mengikuti suaminya yang sering berpindah-pindah dinas. Mereka sempat pindah ke Amerika Serikat saat sang suami menjadi Atase Militer di Washington DC. Kemudian Gusti Nurul memilih tinggal bersama suaminya di Bandung.
Gusti Nurul meninggal dunia pada 10 November 2015 di Bandung. Kembang Mangkunegara ini tutup usia di umur 94 tahun dengan meninggalkan tujuh orang anak, 14 cucu, dan satu cicit. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: