Iklan RBTV Dalam Berita

6 Karomah Sunan Gunung Jati, Nomor 2 Mengubah Pohon Menjadi Emas

6 Karomah Sunan Gunung Jati, Nomor 2 Mengubah Pohon Menjadi Emas

6 karomah sunan gunung jati--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Sunan Gunung Jati memiliki karomah atau keistimewaan pemberian Allah SWT. Bahkan berkat keistimewaan itu Sunan Gunung Jati atau yang bernama asli Syarif Hidayatullah ini berhasil mempersunting putri cantik dengan cara yang unik.

Selain itu, Sunan Gunung Jati yang merupakan salah satu tokoh besar di Indonesia yang menyebarkan ajaran Islam di wilayah Jawa bagian Barat ini, memiliki banyak kesaktian.

Salah satu karomah beliau di antaranya diceritakan dalam Babad Tanah Sunda dan Babad Cirebon. Dalam buku itu diceritakan bahwa Sunan Gunung Jati pernah berjalan di atas laut saat pergi dari Mesir menuju Tanah Jawa. 

BACA JUGA:Siswa Wajib Tahu, Ternyata Ini 3 Alasan Rambut Gondrong Dilarang di Sekolah

Ada pula naskah yang menceritakan bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra' Mi'raj, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaiman.

Selain itu, ada beberapa karomah Sunan Gunung Jati selama hidupnya yang juga fenomenal, apa saja? Berikut ulasan enam peristiwa fenomenal beliau semasa hidupnya:

1. Hilangnya Istana Pakuan 

Kala itu, Kerajaan Galuh Pakuan, ibu kota Kerajaan Sunda kalah usai diserang pasukan Demak bimbingan Sunan Gunung Jati (1568). Peristiwa terjadi setahun sebelum Sunan Gunung Jati wafat di usia 120 tahun.

Dalam perundingan dengan para pembesar Istana Galuh Pakuan, Syarif Hidayatullah memberikan dua opsi. 

Pertama, para pembesar Istana Pakuan yang bersedia masuk Islam akan dijaga kedudukan dan dipersilakan tetap tinggal di keraton. Kedua, bagi yang tidak bersedia maka harus keluar dan diberikan tempat di pedalaman Banten wilayah Cibeo sekarang.

BACA JUGA:Bukan Cuma di Palembang, Ini Sebutan Hantu Air di Berbagai Daerah di Indonesia, Ada di Jawa dan Kalimantan

Sebagian besar para pangeran dan putri-putri raja menerima opsi pertama. Sedangkan pasukan kawal istana dan panglimanya sebanyak 40 orang memilih opsi kedua. 

Mereka inilah cikal bakal penduduk Baduy yang hingga kini terus melestarikannya pemukimannya dengan membatasi hanya 40 kepala keluarga saja.

Sementara para Pendeta Sunda Wiwitan menolak opsi pertama dan kedua. Mereka ingin tetap memeluk agama Sunda Wiwitan (aliran Hindu di wilayah Pakuan) tetapi tetap bermukim di dalam wilayah Istana Pakuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: