Ternyata Matahari Buatan Jepang Lebih Hebat dari Buatan China, Negara Mana Lagi yang Menyusul?
Jepang luncurkan proyek menciptakan matahari--
Dengan menggabungkan atom hidrogen untuk membuat helium di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi, hal yang biasa disebut bintang deret utama itu mampu mengubah materi menjadi cahaya dan panas, serta menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radioaktif yang tahan lama.
BACA JUGA:Catat, Ini Lokasi Pendaftaran dan Seleksi Bintara PK Pria/Wanita TNI AL 2024
Untuk mereplikasi apa yang terdapat dalam inti bintang memang bukanlah perkara mudah. Desain paling umum untuk reaktor fusi, tokamak, bekerja dengan memanaskan plasma sebelum menjebaknya di dalam ruang reaktor berbentuk donat dengan medan magnet yang kuat.
Ilmuwan Soviet Natan Yavlinsky adalah perancang tokamak pertama pada tahun 1958, tetapi belum ada yang berhasil membuat reaktor eksperimental yang mampu mengeluarkan banyak energi.
Memanaskan plasma hingga melebihi suhu matahari sebenarnya bukanlah perkara sulit. Hal yang membuatnya sulit adalah menciptakan wadah untuk menampung panas tersebut.
Proyek EAST ini diperkirakan telah memakan biaya lebih dari USD 1 triliun pada saat percobaan yang selesai pada bulan Juni 2022 lalu. Anggaran dari China itu digunakan untuk menguji teknologi demi terciptanya proyek fusi yang lebih besar ketimbang Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER) yang saat ini sedang dibangun di Marseille, Prancis.
BACA JUGA:PT Terang Dunia Internusa Luncurkan Motor Listrik United MX 1200, Cocok Untuk Eksekutif Muda
Menurut Eurasian Times, proyek matahari buatan China ini bertujuan untuk memberi sumber energi tak terbatas tanpa menghasilkan sisa limbah.
Reaktor fusi ini diharapkan akan dapat dioperasikan pada tahun 2025. Kesempatan ini akan memberi para ilmuwan banyak wawasan tentang kepraktisan memanfaatkan kekuatan bintang di Bumi.
Masih Ada Matahari Buatan Lain
Eksperimen prestisius China, The Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) berhasil mencatat rekor setelah matahari artifisial buatan mereka berhasil memiliki suhu 5 kali lebih panas dari matahari asli.
Matahari buatan China itu memiliki suhu 158 juta derajat fahrenheit atau sama seperti 70 juta derajat celcius. Makin istimewa lagi suhu itu dapat dipertahankan selama 1.056 detik atau 17 menit.
Hasil itu mengalahkan capaian eksperimen Prancis, WEST (Tungsten Environment in Steady-state Tokamak) yang juga berhasil meraih suhu yang sama meski hanya bisa dipertahankan selama 390 detik.
Perlu diketahui suhu inti matahari menurut Tech Times mencapai 27 juta fahrenheit atau sama seperti 15 juta derajat celcius. Pertanyaan umum tentu mengemuka, kenapa matahari buatan China yang suhunya bisa mencapai 5 kali lebih dari matahari yang asli tidak bikin ruangan penelitian terbakar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: