Iklan dempo dalam berita

Pantas Harganya Mahal, Karena Koin Ini Sejarah Dunia Islam Berhasil Diungkap

Pantas Harganya Mahal, Karena Koin Ini Sejarah Dunia Islam Berhasil Diungkap

Koin yang menyingkap sejarah Islam--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Seringkali kita menemukan harga koin kuno yang tidak masuk akal. Ada yang ratusan juta hingga puluhan miliar. Padahal koin-koin tersebut tidak lagi laku. 

Kalaupun bahan bakunya terbuat dari emas, namun tetap saja nilai emas tersebut tidak sebanding dengan harganya yang mencapai puluhan miliar.

Satu-satunya alasan dari harga yang mahal itu karena nilai historis yang melekat pada koin tersebut. Bahkan dari sebuah koin, para ahli bisa mengungkap banyak sejarah.

BACA JUGA:Fantastis, Koin Kuno Islam Ini Dilelang dengan Harga Rp 27 Miliar, Simak juga Asal Mula Kata Duit

Seperti koin-koin yang berada di Perpustakaan Umum Raja Abdulaziz di Riyadh, Arab Saudi yang mengungkap sejarah dunia Islam. Mata uang ini menggambarkan peristiwa keagamaan, situasi politik, kondisi sosial, ekonomi, dan seni pada masa lalu.

Kajian terhadap koin-koin ini berkaitan dengan berbagai bidang kehidupan serta negara dan tempat di mana koin tersebut dicetak. Pencetakan koin sendiri terjadi di banyak negara dan wilayah Arab dan Islam, termasuk Makkah dan Madinah, serta lokasi Kekhalifahan Islam yang mencakup Damaskus, Baghdad, Kairo, Tunisia, dan Andalusia.

Pada awalnya, pencetakan dinar dilakukan sama seperti perunggu Bizantium-yang menggambarkan penguasa Romawi Heraclius bersama kedua putranya- di percetakan uang Aleksandria. Mata uang Islam diketahui mulai berkembang pada awal 692 M pada masa pemerintahan Khalifah Bani Umayyah Abd Al-Malik bin Marwan.

BACA JUGA:Discover Authentic Indonesian Cuisine, 6 Porridge Recommendations You Can't Miss

Dinar Islam Arab pertama tersimpan di Perpustakaan Umum Raja Abdulaziz di Riyadh. Menurut laporan kantor berita Saudi, SPA, koin tersebut diukir dengan tulisan syahadat dan bagian depannya bergambar sebuah tiang di empat dudukan dengan bola kecil di sebelah kanan dan lota Beta dalam bahasa Yunani di sebelah kirinya yang mengacu pada angka 12.

Adapun, sisi belakang koin menunjukkan gambar tiga orang, kaisar Bizantium dan kedua putranya, mengenakan kostum tradisional Arab yang berbeda dengan kostum Bizantium yang tertera pada dinar Bizantium. Berat koin ini mencapai 3,1 gram dengan diameter 18,3 mm.

Mayoritas koleksi koin yang tersimpan di Perpustakaan Umum Raja Abdulaziz di Riyadh ini tidak ditemukan di tempat lain. Koleksi perpustakaan ini meliputi dirham Arab Sasan yang dicetak di Damaskus pada tahun 695 M, dan dirham Abbasiyah yang dicetak di Basra pada tahun 758 M pada masa pemerintahan Khalifah Abu Jaafar Al-Mansour.

BACA JUGA:Kisah Ummul Mukminim Khadihjah, Istri Serta Wanita Pertama Yang Dicintai Baginda Rasulullah

Dirham merupakan tambahan berharga dalam koleksi perpustakaan, yang juga mencakup dinar Tulunid yang dicetak di Palestina pada tahun 906 M dan dinar Makkah yang dicetak pada tahun 1060 M, di samping koin-koin lain milik peradaban Jazirah Arab.

Saat ini, ada lebih dari 8.100 koleksi koin bersejarah yang tersimpan di Perpustakaan Umum Raja Abdulaziz di Riyadh. Koleksi koin tersebut mencakup seluruh periode Islam selama 1.400 tahun terakhir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: