Iklan dempo dalam berita

Di Daerah Ini, Ratusan Guru Honor Kumpulkan Tanda Tangan Tolak Hasil Seleksi PPPK 2023

Di Daerah Ini, Ratusan Guru Honor Kumpulkan Tanda Tangan Tolak Hasil Seleksi PPPK 2023

Guru honor di Jambi kumpulkan tanda tangan tolak hasil seleksi PPPK--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Para guru honorer di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh Jambi menggelar aksi dan tanda tangan petisi menuntut keadilan dalam seleksi penerimaan PPPK 2023. Petisi ini dilakukan oleh ratusan peserta untuk mengungkapkan rasa kecewa mereka setelah muncul dugaan berbagai kecurangan.

Menurut Koordinator aksi, Edios Hendra aksi tanda tangan petisi itu sebagai langkah awal dalam melanjutkan kembali aksi besar-besaran, baik itu di Kabupaten Kerinci maupun Kota Sungai Penuh Jambi. Aksi tanda tangan petisi itu juga merupakan salah satu upaya untuk penolakan dari hasil seleksi PPPK di tahun 2023 ini.

BACA JUGA:Heboh, Media Massa Diserbu Aksi Penolakan Hasil Seleksi Akhir PPPK 2023

"Jadi aksi tanda tangan petisi itu sebagai langkah penolakan saja dalam hasil PPPK yang sudah ada tahun 2023 ini. Bagi kami hasil PPPK ini ada indikasi kecurangan-kecurangan yang sudah kami dapatkan dan tentu itu akan kita laporkan," katanya Edios Hendra.

Edios Hendra yang juga merupakan selaku guru honorer di Kabupaten Kerinci Jambi itu mengaku bahwa peserta yang gagal dalam PPPK merasa terzalimi. Apalagi ada banyak peserta yang dinyatakan lulus PPPK ini dengan nilai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan para peserta yang dinyatakan tidak lulus.

Bahkan Edios Hendra juga menyebukan, adanya curahan hati beberapa peserta guru honorer, mereka mengaku tidak lulus PPPK karena dicurangi itu adalah hal yang benar. Bukan hanya satu orang, tapi ada ratusan guru baik di Kerinci ataupun Sungai Penuh yang mengalami hal serupa.

BACA JUGA:Bukan untuk Orang Kaya saja, Ini Instrumen Investasi yang Bisa Dicoba dan Menguntungkan

"Jadi apa yang ada di Kota Sungai Penuh itu pastinya juga dirasakan juga dengan peserta honorer lainnya baik dari Kerinci yang merasa tidak lulus karena ada dugaan permainan," ujar Edios Hendra.

Permainan yang disebut Edios itu adalah adanya SKTT, yakni Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan. Menurutnya, SKTT itu merupakan nilai tambahan yang sebenarnya tak diketahui oleh mereka.

"Apalagi SKTT itu juga tidak disampaikan sebelumnya ke kita, jadi kita tidak mengetahui itu. Harusnya kalau memang SKTT itu ada kenapa sebelumnya tidak disampaikan kenapa tidak diumumkan secara tertulis kenapa tiba-tiba ada kan kita merasa ini bentuk indikasinya," ungkapnya.

BACA JUGA:Ini 8 Sektor Usaha yang Diprioritaskan Dapat KUR BSI, Cukup Modal HP Bisa Ajukan Pinjaman

Edios juga mengatakan bahwa nantinya mereka akan menggelar aksi yang lebih besar lagi supaya perjuangan para peserta honorer yang tidak lulus PPPK bisa mendapatkan keadilan dan tentunya transparansi dalam seleksi PPPK.

"Jadi adapun kejanggalan dalam hasil tes PPPK di antaranya panitia tidak mengumumkan hasil pengumuman yang transparan. Ditemukan peserta yang dinyatakan lulus PPPK nilai lebih rendah dibanding peserta yang dinyatakan lulus," katanya.

Selain itu ada pula ditemukan peserta yang lulus penyandang disabilitas adalah orang yang sehat secara jasmani dan rohani. Sedangkan, peserta disabilitas sesungguhnya tidak lulus. Peserta 12 sudah masuk kategori K2 dinyatakan tidak lulus, padahal peserta tersebut adalah prioritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: