Presiden Soekarno Menyebut Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun, Benarkah? Ternyata Ini Sejarahnya
Presiden Soekarno Menyebut Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun, Benarkah?--Foto: ist
Ya karena kedatangan Cornelis de Houtman hanya untuk berdagang, bukan menjajah.
Lalu untuk meredam konflik antar sesama pedagang Belanda, dibentuklah kongsi dagang Belanda bernama Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 20 Maret 1602.
Selama 200 tahun di Indonesia, VOC menguasai tiga daerah, yakni Menaklukan Banten pada 1633, mengalahkan Sultan Hassanudin, dan menguasai Makassar pada 1677, serta menguasai Yogyakarta.
BACA JUGA:472 Benda Bersejarah Milik Indonesia yang Dijarah Kolonial Belanda Dikembalikan
Etapi, walaupun berhasil menguasai, hal itu juga tidak bisa disebut menjajah Indonesia, sebab saat itu mereka hanya menguasai tiga daerah itu saja, tidak sampai semua daerah Sabang sampai Merauke.
VOC pun hanya menguasai pemerintahannya saja, terutama dalam ekonomi dan perdagangannya. Kalau rajanya sih masih tetap orang pribumi.
Kenapa demikian? Karena hadirnya VOC hanyalah pihak pembantu konflik internal antara kerajaan di sana. Misalnya seperti konflik Banten.
BACA JUGA:Sebelum Berkunjung ke Jam Gadang, Ini Fakta Menariknya, Ternyata Hadiah dari Ratu Belanda
VOC bisa datang dan menguasai Banten sebenarnya karena diajak bekerjasama oleh Sultan Haji yang ingin mengkudeta Ayahnya sendiri yang merupakan Raja Banten, yakni Sultan Ageng Tirtayasa.
Kudeta itu berhasil dilakukan. Sultan Haji mendapatkan kekuasaannya, dan VOC yang menjadi rekan dalam kudeta tersebut mau tidak mau harus diberikan imbalan sesuai dengan perjanjian di antara mereka, yakni hak monopoli dagang. Nah, fenomena seperti ini juga terjadi di Makassar dan Yogyakarta.
Namun, VOC bubar pada 31 Desember 1799 musabab kerugian akibat korupsi para pegawainya. VOC yang bubar,kemudian diganti sistemnya oleh Belanda menjadi daerah otonomi.
Setelah VOC diganti sistemnya, Belanda kemudian berencana mendatangkan pemerintahannya ke Indonesia, tetapi mereka tak bisa melaksanakan niatnya tersebut karena saat itu Belanda sedang dijajah Perancis, sehingga mereka tak bisa ke Indonesia.
BACA JUGA:Prediksi Gempa Besar dari Peneliti Belanda, Berikut Penjelasan BMKG
Nah, karena Belanda dijajah Perancis, maka yang datang kemudian ke Nusantara adalah Perancis. Saat itu yang diperintahkan datang adalah Herman Willem Daendels.
Lalu pada 1811 yang datang kemudian adalah Inggris dengan diwakili oleh Thomas Stamford Raffles.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: