Iklan RBTV Dalam Berita

Ini 5 Mesjid Tua di Bengkulu, Nomor 3 Usianya Sudah 256 Tahun

Ini 5 Mesjid Tua di Bengkulu, Nomor 3 Usianya Sudah 256 Tahun

--

Mesjid ini berlokasi di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Menurut catatan sejarah mesjid ini berdiri sekitar tahun 1767 M, atau jika dihitung dengan sekarang (1767-2023) maka usianya sudah 256 tahun.

BACA JUGA:Elak Fuso, Truk Tabrak Dua Rumah Warga Muara Timput

Menurut catatan sejarah, lokasi berdirinya Mesjid Syuhada ini dulunya adalah bangunan megah rumah sakit milik bangsa Inggris. Sebagaimana dimaklumi, Provinsi Bengkulu merupakan satu-satunya provinsi negara RI yang pemah dijajah Inggris.

Mesjid ini dibangun atas prakarsa empat orang tokoh masyarakat setempat waktu itu, yaitu Haji Wahid (Haji Tua), Haji Ali, Haji Yanjang, dan Haji Isa.

BACA JUGA:Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Bengkulu Turun

Sedangkan, material bangunannya didatangkan dari desa-desa di sekitar masjid, seperti Desa Pinang Blarik, Desa Ujung Tanjung, Desa Tanjung, Desa Tanjung Gelang, dan Dusun Lamo.

Mesjid Syuhada ini kalau kita lihat bercorak kerucut trapisium dan bubungan atasnya berbentuk bulat tinggi dengan tiang-tiang penyangga yang kokoh. Mesjid ini mencerminkan wajah sederhana Kota Bengkulu. 

BACA JUGA:Jadwal Salat Maghrib, Subuh, Dzuhur, Isya dan Ashar di Wilayah Bengkulu

Di belakang masjid ada pemakaman umum yang salah satunya adalah makam Raja Alam, seorang raja Islam yang terkenal sebagai salah satu penyebar agama Islam pertama di Bumi Rafflesia.

4. Mesjid Al Ikhlas Kabupaten Bengkulu Tengah.

Mesjid yang terletak di Desa Padang Betuah, Kabupaten Bengkulu Tengah ini dahulunya dibangun tokoh asal Sumatera Barat H. Mansyur sekitar tahun 1800. Masjid ini dulu menjadi pusat penyebaran agama Islam di daerah tersebut.

Mesjid yang berada di pesisir Bengkulu ini dianggap sebagai masjid tertua. Maka pemerintah setempat menjadikannya sebagai cagar budaya.

BACA JUGA:Kisah Viral: Sering Disebut Tidak Mirip, Orang Tua Ini Ajak Anaknya Tes DNA

Dulu, menurut salah seorang keturunan pendiri Masjid Al-Ikhlas yakni H Mansyur, masjid awalnya digunakan sebagai pusat penyebaran agama Islam dan tempat berkumpulnya masyarakat dalam mengusir penjajah.

“Masjid ini selain tempat ibadah, juga sebagai tempat basis perlawanan masyarakat melawan penjajah yang juga dipimpin oleh H Mansyur. Awalnya masjid beratap alang-alang. Namun secara keseluruhan saat ini masjid tidak ada pemugaran yang mengubah bentuk masjid,” kata Sukri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: