Sejarah dan Makna Hari Raya Idul Fitri Pada Zaman Nabi Muhammad SAW hingga Kini, Umat Islam Wajib Tahu
Sejarah dan Makna Hari Raya Idul Fitri Pada Zaman Nabi Muhammad SAW--
Secara tidak langsung umat Islam merayakan dua kemenangan secara bersamaan, yaitu kemenangan atas dirinya sendiri dalam menunaikan ibadah di bulan Ramadhan dan kemenangan ketika perang Badar.
BACA JUGA:Keutamaan Membaca Takbir saat Idul Fitri, Salah Satunya Dapat Mendatangkan Banyak Pahala dan Rezeki
Kemudian, sebelum Islam hadir, kaum Arab Jahiliyah memiliki dua hari raya yang dirayakan dengan begitu meriah. Bahkan, selama dua hari itu kaum Arab Jahiliyah akan berpesta pora.
Sebagaimana yang telah dituliskan oleh Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari dalam kitabnya Risalah Fil Aqaid menjelaskan bahwa dua hari tersebut digunakan oleh kaum Arab Jahiliyah untuk berpesta pora, mabuk-mabukan, dan menari. Kedua hari itu disebut dengan Nairuz dan Marjaan.
BACA JUGA:Bagian Budaya Indonesia, Begini Cara Sungkem Lebaran yang Benar dan Hukumnya Menurut Islam
Kemudian setelah Rasulullah SAW memperoleh wahyu mengenai kewajiban puasa Ramadhan, akhirnya kedua hari itu diganti menjadi hari yang lebih baik dengan perayaan yang baik pula, yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebagai berikut :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى
Artinya: Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda: Kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain. Ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: Kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. (HR Abu Dawud dan An-Nasa'i)
BACA JUGA:Doa Sungkem atau Salaman Hari Raya Idul Fitri 2024 Lengkap dengan Artinya, Bernilai Ibadah
Selain itu, Rasulullah SAW memberikan peringatan untuk tidak meniru perilaku dari kaum Arab Jahiliyah dengan menjalankan dua hari besar mereka yaitu hari Nairuz dan Mihrajan. Sebagaimana sabdanya sebagai berikut :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ : مَنْ بَنَى فِى بِلاَدِ الأَعَاجِمِ فَصَنَعَ نَوْرُوزَهُمْ وَمِهْرَجَانَهُمْ وَتَشَبَّهَ بِهِمْ حَتَّى يَمُوتَ وَهُوَ كَذَلِكَ حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda: Barang siapa membangun negeri kaum ajam (selain Arab), kemudian meramaikan hari-hari Nairuz dan Mihrajan mereka, serta meniru mereka hingga ia mati dalam keadaan seperti itu, maka ia akan dibangkitkan bersama mereka pada hari kiamat. (Imam al-Baihaqi, As-Sunanul Kubra, juz 9, halaman: 234)
BACA JUGA:Lebaran Sudah di Depan Mata! Ini Tata Cara Sholat Idul Fitri serta Bacaan Niatnya
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Syekh Sulaiman sebagai berikut ini :
فائدة: جعل اللّه للمؤمنين في الدنيا ثلاثة أيام: عيد الجمعة والفطر والأضحى، وكلها بعد إكمال العبادة وطاعتهم. وليس العيد لمن لبس الجديد بل هو لمن طاعته تزيد، ولا لمن تجمل باللبس والركوب بل لمن غفرت له الذنوب.
Artinya: Faidah: Allah SWT menjadikan tiga hari raya di dunia untuk orang-orang yang beriman, yaitu, hari raya Jumat, hari raya fitri, dan Idul Adha. Semua itu, (dianggap hari raya) setelah sempurnanya ibadah dan ketaatannya. Dan Idul Fitri bukanlah bagi orang yang menggunakan pakaian baru. Namun, bagi orang yang ketaatannya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang berpenampilan dengan pakaian dan kendaraan. Namun, Idul Fitri hanyalah bagi orang yang dosa-dosanya diampuni. (Syekh Sulaiman al-Bujairami, Hasiyah al-Bujairami alal Khatib, juz 5, halaman: 412)
BACA JUGA:Apakah Boleh Sholat Idul Fitri di Mushola, Begini Penjelasannya agar Tidak Salah
Lalu, apa makna dari Idul Fitri?
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Syekh Sulaiman sebagai berikut ini :
فائدة: جعل اللّه للمؤمنين في الدنيا ثلاثة أيام: عيد الجمعة والفطر والأضحى، وكلها بعد إكمال العبادة وطاعتهم. وليس العيد لمن لبس الجديد بل هو لمن طاعته تزيد، ولا لمن تجمل باللبس والركوب بل لمن غفرت له الذنوب.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: