Lebong Tandai, Batavia Kecil Penyumbang Emas di Tugu Monas yang Kini Terisolasi
Lebong Tandai, Batavia Kecil Penyumbang Emas di Tugu Monas yang Kini Terisolasi--Foto: ist
Selain itu, Desa Lebong Tandai ternyata berasal dari Suku Rejang, sebagai penduduk asli dan pendatang dari Jawa Barat. Para pendatang dulunnya merupakan keturunan dari pekerja tambang yang pernah dibawa pada masa penjajahan Hindia Belanda.
Selama masa penjajahan Belanda, Lebong Tandai merupakan lokasi yang dipenuhi emas, dan aktivitas petambangan di daerah tersebut, dimulai sejak tahun 1890 oleh perusahaan Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong dan Mijnbouw Maatschappij Simau.
Kedua perusahaan tersebut, tercatat sebagai penyumbang besar ekspor emas dan perak Hindia Belanda, dengan memproduksi ratusan ton emas, dan perak selama 1896 - 1941.
Bahkan, bukti kejayaan dari desa penghasil tambangan emas hingga saat ini masih tetap terlihat, walaupun telah mengalami perubahan hingga beberapa dekade.
Desa ini dulunnya terdapat landasan helikopter, rumah sakit terbesar se-Sumatra Bagian Selatan, diskotik, rumah bordil, sarana olahraga berupa lapangan tenis, basket, billiard, mini market dan bendungan sungai lusang setinggi 30 meter.
Namun, sayangnya masa kejayaan tersebut mulai pudar, karena Desa Lebong Tandai yang pernah memiliki kontribusi penting untuk kemajuan Indonesia saat ini, kini tidak dapat dijangkau dengan mudah.
Karena untuk bisa menuju ke Lebong Tandai akan mengalami kesulitan. Salah satu jalur transportasi tersebut pernah mengalami kerusakan akibat longsor, sehingga perjalanan ke Desa tersebut membutuhkan waktu sembilan jam.
BACA JUGA:Ini Daerah yang Menjadi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia, Apakah Daerahmu Termasuk? Cek Sekarang
Perjalanan enam jam dari Kota Bengkulu hingga Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, dan tiga jam perjalanan menggunakan kereta lori berkapasitas delapan hingga sepuluh orang, dengan menempuh jarak sekitar 37 kilometer.
Sehingga Desa yang dulunnya menjadi kebanggaan karena memiliki peran penting untuk membangun Monas sebagai Ikon di Indonesia, kini mulai terpinggirkan saat ini.
Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa Desa tersebut, tidak hanya memainkan peran penting dalam pembangunan Era Soekarno, tetapi memberikan makna berarti terhadap dibalik pembangunan Monas.
Apa yang dilihat Monas saat ini, tidak hanya sekedar dicetus oleh Soekarno, yang ingin melihat Jakarta sebagai Kota ternama di Dunia, tetapi memberi arti dari Emas yang menyulut api di bagian atas Monas
BACA JUGA:Ternyata Segini Cadangan Emas di Seluma Bengkulu, Ini Perbandingannya dengan Freeport
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: