Perhatikan, Ini 9 Dampak Berhubungan Suami Istri Terlalu Sering, Atur Frekuensinya agar Lebih Sehat

Melakukan aktivitas hubungan suami istri dapat membuat bakteri dari Miss V masuk ke dalam tabung uretra ini.

Semakin sering melakukan hubungan suami istri, maka bakteri yang masuk ke tabung uretra kemungkinan besar akan semakin banyak dan menyebabkan infeksi saluran kemih.

BACA JUGA:Lokasi Harta Karun Nikel yang Jumlahnya Hingga Miliaran Ton, di Sumatera Ada Jutaan Ton

4. Tegang Otot

Aktivitas seksual termasuk aktivitas fisik yang dapat menyebabkan otot tegang. Terlebih jika kamu melakukan posisi hubungan suami istri tertentu dalam waktu yang lama. Kamu dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan suami istri untuk sementara jika hal ini terjadi.    

5. Cedera Saraf

Selain nyeri otot, kamu juga berisiko mengalami cedera saraf akibat sesi hubungan suami istri yang intens. Sebaiknya hentikan hubungan suami istri untuk sementara waktu dan hindari terlalu banyak stimulasi langsung pada satu tempat yang sama bila mengalami cedera saraf.

6. Dehidrasi

Tidak hanya membuat jantung berdebar lebih cepat, kamu juga cenderung mengeluarkan banyak keringat saat berhubungan suami istri. Kalau kamu berhubungan suami istri berulang kali tanpa menjaga tubuh tetap terhidrasi, maka risiko dehidrasi meningkat. 

BACA JUGA:Daerah yang Punya Harta Karun Perak Terbesar di Indonesia, Ada di Pulau Sumatera dan Kalimantan

Apalagi kalau kamu meminum alkohol sebelum atau sesaat berhubungan suami istri. Walaupun tidak terlalu berbahaya, tapi dampak ini adalah yang paling sering dialami banyak orang. 

7. Percepatan Penuaan

Menurut Imam As-Suyuthi, jika sepasang suami istri terlalu sering berhubungan, efek sampingnya dapat menyebabkan percepatan penuaan. Ini mungkin terkait dengan kelelahan fisik dan stres yang dapat memengaruhi kesehatan kulit dan organ tubuh lainnya.

8. Tumbuhnya Uban

Beberapa orang percaya bahwa hubungan suami istri yang terlalu sering dapat menyebabkan tumbuhnya uban. Namun, ini mungkin lebih berkaitan dengan faktor genetik dan usia daripada frekuensi hubungan suami istri.

Sumber: