Menggali Jejak Harta Karun di Sukoharjo, Benda Purbakala yang Berada di Areal Persawahan Joho
Benda Purbakala yang Berada di Areal Persawahan Joho--
Berbeda dengan kuburan orang-orang berkasta menengah ke atas, yang biasanya diidentifikasi dengan temuan perunggu, emas, serta manik-manik besar dengan motif yang lebih indah.
Sejak tahun 1986 hingga 1997, Gunadi telah menggeluti dunia perburuan harta terpendam, memberikan kontribusi dalam pemahaman lebih lanjut tentang sejarah dan kekayaan kultural Sukoharjo.
Menurut Gunadi, istilah "bekal kubur" merujuk pada harta yang dipendam bersama jenazah. Tradisi ini diyakini bermula pada era kerajaan Hindu-Budha.
Meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa tradisi bekal kubur dimulai sejak era megalitikum atau masa prasejarah, Gunadi tidak sepenuhnya setuju.
Menurutnya, hal ini terlihat dari jenis bekal kubur yang mencakup manik-manik yang indah, emas, dan perunggu, yang hanya bisa diproduksi oleh peradaban yang cukup maju.
BACA JUGA:Jejak Heboh Penemuan Harta Karun Emas Bergambar Ir Soekarno di Sungai Komering Sumsel
Gunadi mengamati bahwa banyak bekal kubur berupa manik-manik yang sangat indah, yang mungkin bukan hasil karya bangsa Indonesia pada masa itu.
Meskipun kuburan tua di Joho termasuk kuburan dari masyarakat biasa, Gunadi melihat adanya keunikan tersendiri.
Salah satunya adalah keberadaan rangka kepala binatang di bagian kaki kerangka jenazah, memberikan pandangan menarik tentang kepercayaan dan praktik keagamaan pada masa itu.
BACA JUGA:Penemuan Harta Karun Emas Berusia dari 1.300 Tahun dalam Makam di Panama oleh Para Arkeolog
Gunadi, yang telah banyak mempelajari makam-makam tua dari kakeknya, almarhum Taruno, menyebut bahwa keunikan kuburan tua di Sukoharjo adalah salah satu hal yang menarik.
Selain kuburan tua di Joho, Gunadi menjelaskan bahwa sejumlah wilayah di sekitar Kecamatan Sukoharjo, Bendosari, dan kawasan Batu Seribu juga memiliki kuburan tua dengan harta peninggalannya.
Menurut Gunadi, daerah-daerah tersebut pernah menjadi sasaran perburuan oleh para penggali kubur tua dari berbagai daerah mulai dari tahun 1940-an hingga 1980-an.
Menurut penuturan eyangnya, booming perburuan harta terpendam terjadi pada masa penjajahan Jepang, di mana kondisi mencari makan sangat sulit dan banyak orang nekat mencari harta di kuburan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: