Iklan dempo dalam berita

Apakah Boleh Berhubungan Suami Istri di Dalam Kamar tapi Ada Anak Sedang Tidur?

Apakah Boleh Berhubungan Suami Istri di Dalam Kamar tapi Ada Anak Sedang Tidur?

Apakah boleh berhubungan suami istri tapi ada anak sedang tidur?--

Namun tetap diusahakan tidak secara terang-terangan yang bisa langsung dilihat anak. "Itupun anda usahakan tidak di depan mata dia," tegas Ustaz Khalid Basalamah. 

Saran dari Ustaz Khalid Basalamah adalah menempatkan anak di posisi yang agak menjauh atau menggunakan selimut saat berhubungan suami istri. "Mungkin ditaruh di satu sisi, ada ranjang khusus buat anak di tepi yang tidak nampak itu boleh atau pergunakan selimut," saran Ustaz Khalid Basalamah. 

BACA JUGA:Darurat Pulau Tikus, Sekarang Luasnya Tinggal Segini, Pemprov Bengkulu Bakal Gerak Cepat

Namun jika anak sudah beranjak dewasa, secara tegas Ustaz Khalid Basalamah melarang suami istri berhubungan di depan anaknya.

"Tapi kalau dia sudah bisa membedakan, biasanya sudah bisa ngomong ya, sudah bisa menggambarkan, bisa tanya kenapa umi enggak pakai baju, kenapa abi enggak pakai baju," kata Ustaz Khalid Basalamah. "Itu bahaya sekali," tegasnya. 

Pasalnya, anak akan salah menangkap dari apa yang dilakukan oleh orang tuanya. "Karena yang dia tangkap semua yang dilakukan orang tua itu baik," ujar Ustaz Khalid Basalamah. "Hindari sama sekali, tidak boleh," lanjutnya. 

BACA JUGA:Butuh Pekerjaan? Berikut Syarat dan Jadwal Pendaftaran Kartu Prakerja 2024 Gelombang 66

Jadi, batasnya adalah anak usia 3 tahun atau berpatokan jika anak sudah bisa berbicara maka sebaiknya hindari melakukan hubungan suami istri di depan mereka. "4 tahun sudah enggak boleh, 3 tahun anak-anak sekarang sudah lancar bicara, itu sebaiknya dihindari," kata Ustaz Khalid Basalamah. 

Sementara itu, perlu untuk para orang tua ketahui bahwa, paparan terhadap hal-hal seksual, termasuk melihat orangtua berhubungan suami istri, bisa menimbulkan dampak yang berbeda pada anak-anak dibandingkan dengan efek pada orang dewasa.

Melihat sesuatu yang tergolong vulgar sebelum tubuh dan mental siap bisa menimbulkan emosi yang kuat pada anak. Emosi tersebut seperti kebingungan, ketakutan, panik, jijik, penasaran, ketertarikan, rasa bersalah, dan salah paham.

BACA JUGA:Bagaimana Hukum Islam Tentang Menunda Kehamilan? Apakah Diperbolehkan?

Daya pikir anak-anak mirip seperti spons yang bisa menyerap apa pun yang dilihat atau dibayangkan.

Normalnya, otak anak akan terus berkembang seiring dengan pertambahan usia anak. Apa pun yang memberikan perasaan yang kuat atau rasa penasaran pada anak akan terus diingat, baik dalam pikiran maupun perilaku. Alhasil, ini bisa menjadi suatu kebiasaan atau bahkan watak anak.

Pada dasarnya, seorang anak akan belajar untuk menyesuaikan antara hawa nafsunya sendiri dengan apa yang diketahui dari lingkungan sekitarnya.

Anak bisa belajar untuk mengatur hawa nafsu sehingga akhirnya menyalurkannya sesuai dengan usianya jika didukung dengan sumber informasi dan bimbingan yang tepat dari orangtua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: