Iklan dempo dalam berita

Selain Balasan di Akhirat, Ternyata Ada Hukuman di Dunia, Ini Dosa Pelaku Pelet yang Termasuk Kategori Musyrik

Selain Balasan di Akhirat, Ternyata Ada Hukuman di Dunia, Ini Dosa Pelaku Pelet yang Termasuk Kategori Musyrik

Dosa Pelaku Pelet yang Termasuk Kategori Musyrik--

Secara umum, menurut Abu Sa’id al-Khadimi, dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa sanksi bagi para penyihir adalah hukuman mati.

Namun, al-Khadimi menegaskan bahwa jika seorang penyihir telah bertaubat, ia tidak akan dihukum mati dan taubatnya akan diterima. Namun, jika ia tetap mengingkari perbuatannya, maka hukuman mati tetap akan diberlakukan dan taubatnya tidak akan diterima.

BACA JUGA:Punya Arti yang Baik dan Bagus, Ini Arti Mimpi Menemukan Emas, Anda Pernah?

Abu Hamid al-Ghazali, dalam pandangannya, menyatakan bahwa ilmu sihir termasuk dalam kategori ilmu tercela karena memberikan dampak kerugian, baik bagi pelaku maupun bagi objek yang menjadi target sihir.

Meskipun pada dasarnya ilmu itu sendiri tidak tercela, tetapi karena akibat yang ditimbulkannya, maka ilmu sihir menjadi tercela.

BACA JUGA:Profil Mbah Benu, Pemimpin Jamaah Aolia yang Viral karena Mengaku Telepon Allah, Sempah Kuliah Kedokteran

Begitu juga dengan hukum mempelajari ilmu sihir. Apabila ilmu tersebut tidak digunakan untuk praktik kejahatan, maka pada dasarnya tidak menjadi masalah. Namun, jika digunakan untuk tujuan yang negatif, maka hukumnya akan berubah menjadi tercela.

Selain sihir, terdapat pula aktivitas supranatural lainnya di luar sihir, yaitu magis. Menurut Ensiklopedi Oxford; Dunia Islam Modern, kaum intelektual Muslim pada masa awal abad ke-19 membedakan dua jenis praktik magis. 

BACA JUGA:Mimpi Basah saat Puasa Apakah Batal? Begini Penjelasan Berdasarkan Hukumnya

Yang pertama disebut ar-ruhani atau magis spiritual, yang didasarkan pada kekuatan misterius-supernatural yang dimiliki oleh agen spiritual seperti malaikat, jin, dan nama-nama tertentu Tuhan.

Ar-ruhani, yang dianggap sebagai magis sejati, terbagi lagi ke dalam dua tingkatan yang berbeda: magis tinggi dan magis rendah.

Magis tinggi mengandalkan kekuatannya pada Tuhan, malaikat, atau agen-agen spiritual yang baik lainnya. Praktik ini selalu dilakukan untuk tujuan yang baik, seperti mencegah kemalangan dengan menggunakan tindakan, benda, atau kata-kata yang dianggap memiliki kekuatan magis.

BACA JUGA:14 Arti Mimpi Menikah dengan Orang yang Tidak Dikenal, Benarkah Pertanda Baik atau Buruk?

Di sisi lain, magis rendah bergantung pada kekuatan setan dan digunakan untuk maksud-maksud jahat. Pelakunya, yang dikenal sebagai sahir atau tukang sihir, menggunakan magis rendah ini sebagai perantara untuk mencapai tujuan-tujuan jahatnya. 

Pembagian ini sejalan dengan istilah magis putih dan hitam, yang merujuk pada praktik-praktik magis yang dilakukan untuk kebaikan atau kejahatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: