Legenda Pusaka Kerajaan Cirebon dan Kekuatan Supranaturalnya, Begini Kisah Lengkapnya

BACA JUGA:4 Arti Mimpi Melahirkan, Menjadi Pertanda untuk Persiapan Masa yang Akan Datang

Posisinya kemudian digantikan oleh putranya, Pangeran Karimuddin, yang bergelar Panembahan Ratu II.

Pangeran Karimudin memerintah hingga tahun 1649 Masehi, dan digantikan oleh putranya, Pangeran Martawijaya atau Sultan Abdul Karim, yang menjadi penguasa terakhir Kesultanan Cirebon.

Dari informasi yang dihimpun, selain bendera, beberapa pusaka Cirebon masih tersimpan dan terawat, seperti Golok Cabang, Keris Sarpanaga, dan Keris Kentanaga.

Tiga pusaka ini diketahui masih ada di Cirebon, termasuk yang tersimpan di Keraton Kanoman. Namun, tidak semua orang bisa melihatnya," ujar pustakawan Keraton Kanoman Cirebon, Farihin.

Masing-masing pusaka memiliki cerita yang fenomenal sepanjang perjalanan sejarah Cirebon. Golok Cabang, misalnya, dimiliki oleh Pangeran Cakrabuana.

BACA JUGA:10 Arti Mimpi Digigit Ular! Pertanda Baik atau Buruk? Langsung Saja Cek Sekarang

Meskipun sekilas mirip dengan keris kujang dari Pajajaran, Golok Cabang milik Pangeran Cakrabuana memiliki ujung yang bercabang.

Golok Cabang digunakan Pangeran Cakrabuana pada awal babad alas Cirebon pada tahun 1445 atau 1367 saka. Menurut cerita orang Cirebon, golok ini memiliki kemampuan untuk mengeluarkan api dan diajak berbicara.

Farihin menjelaskan bahwa Golok Cabang merupakan pemberian dari pendeta Budha Parwa bernama Sanghiyang Bango, yang merupakan guru dari Pangeran Cakrabuana.

Golok ini diberikan kepada Pangeran Cakrabuana sebelum dia berguru kepada Syekh Dahtul Kahfi atau Syekh Nurjati di Amparan Jati.

Golok tersebut dianggap fenomenal di Cirebon karena kemampuannya yang luar biasa, terutama ketika Pangeran Cakrabuana menggunakannya pada awal babad alas.

BACA JUGA:Kerap Mengganggu Aktivitas, Begini Cara Hilangkan Iklan di HP Samsung

1. Keris Sarpanaga

Keris Sarpanaga adalah salah satu pusaka Cirebon yang memiliki sejarah yang menarik, terutama terkait dengan Babad Alas hingga eksekusi Syekh Siti Jenar.

Sumber: