Iklan dempo dalam berita

Rumah Nelayan di Bengkulu Tengah Hanyut Terkena Abrasi, Gapura 'Rumah Penyu' Porak Poranda

Rumah Nelayan di Bengkulu Tengah Hanyut Terkena Abrasi, Gapura 'Rumah Penyu' Porak Poranda

--

BENGKULUTENGAH, RBTVCAMKOHA.COM - Gelombang pasang yang terjadi pada Rabu (5/6) dinihari hingga subuh, membuat abrasi pantai di Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Tengah semakin parah.

 

Abrasi pantai menyebabkan bagjan dapur dua rumah nelayan hanyut akibat gelombang pasang, yakni rumah milik Wasril dan Unjuy. Untuk mengurangi semakin parah kondisi rumah, nelayan membongkar sendiri rumah dan menyelamat perabotan rumah.

BACA JUGA:Kebakaran Menghanguskan Rumah yang Dihuni Nenek 71 Tahun, Begini Kondisi sang Nenek

Selain dua rumah nelayan, gapura serta pagar beton dari rumah penangkaran penyu Alun Utara porak poranda. Gelombang pasang menyebabkan abrasi, hingga abrasi sudah masuk ke pekarangan rumah penyu.

 

Ketua kelompok penangkaran penyu Alun Utara, Zulkarnaedi yang dihubungi menjelaskan bahwa sejak dinihari tadi (5/6), nelayan sudah tidak bisa tidur nyenyak. Dirinya pun sudah pasrah ombak yang sudah masuk ke pekarangan rumah penangkaran penyu.

BACA JUGA:Aliran Listrik di Bengkulu Baru Normal, Rumah Sekaligus Pangkalan Gas di Sawah Lebar Malah Ludes Terbakar

"Ini abrasi semakin parah, daratan sudah sudah hilang lagi sekitar 2 meter hingga masuk ke pekarangan rumah penyu. Gapura dan pagar beton rumah penyu sudah hanyut dibawa gelombang pasang, begitu juga dengan rumah nelayan", jelas Zulkarnaedi.

 

Ditambahkan Zulkarnaedi, dirinya sudah beberapa kali mendesak pihak terkait, untuk melakukan penanganan awal menghadapi abrasi yang setiap hari terjadi ini. Dikwatirkan jika tidak cepat diantisipasi, rumah penyu dan beberapa rumah nelayan akan hanyut diseret ombak.

BACA JUGA:Maskot Pilkada Diluncurkan, Cholesterol Band Bius Ribuan Warga Seluma

"Usulan sudah beberapa kali kami layangkan, dan memang sudah ada beberapa pihak terkait yang datang melakukan pemantauan langsung. Semoga cepat dilakukan penanganan terhadap ancaman abrasi ini," tambah Zulkarnaedi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: