Iklan RBTV Dalam Berita

Dibawah Naungan Khodam Eyang Semar, 8 Weton Ini akan Berjaya Malam 1 Suro 2024

Dibawah Naungan Khodam Eyang Semar, 8 Weton Ini akan Berjaya Malam 1 Suro 2024

8 Weton Ini akan Berjaya Malam 1 Suro 2024--

Tradisi Malam Satu Suro tentunya tidak terlepas dari mitos-mitos dan kepercayaan yang beredar di masyarakat.

Namun, mitos dan kepercayaan yang muncul di masyarakat pun berbeda beda di setiap daerah.

Berbicara tentang pemaknaan tradisi ini, dijelaskan dalam artikel publikasi Tradisi Suroan dan Pengaruhnya Terhadap Keberagamaan Masyarakat Dusun Bantan, Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan karya Rahmawati dkk yang terbit dalam Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 2022, kata "Suro" berasal dari kata "Asyura", yang artinya hari ke-10 Muharram.

BACA JUGA:Keyakinan Masyarakat Jawa Turun Menurun, Mengapa Tidak Boleh Menikah di Bulan Suro? Begini Penjelasannya

Kata asyura dalam pengucapan lidah orang Jawa berubah menjadi "Suro" yang membuat kata tersebut masuk dalam khazanah Islam-Jawa asli yang kemudian diartikan sebagai nama bulan pertama dalam kalender Jawa.

Menurut aliran kepercayaan Islam-Jawa, Kata "Suro" memiliki makna penting yakni 10 hari pertama bulan suro merupakan waktu yang paling keramat.

BACA JUGA:InsyaAllah Rezeki Lancar dan Hati Tenang jika Rutin Amalkan Sholawat Ma’tsuroh dan Ghairu Ma’tsuroh

Tanggal 10 Muharram memiliki arti yang sangat penting menurut masyarakat Jawa yang menganut Agama Islam. Muharram termasuk bulan haram bersama Dzulkaidah, Dzulhijjah, dan Rajab.

Ulama Al-Qodhi Abu'la mengatakan bulan ini disebut haram karena dua alasan utama. Pertama, pada bulan-bulan tersebut, pembunuhan dilarang keras, bahkan masyarakat jahiliah pun mematuhinya

(Nutri Septiana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: