Iklan dempo dalam berita

Pekan Imunisasi Nasional Polio 2024 Diselenggarakan 2 Tahap, Fungsi Vaksin dan Jadwal di Daerah Sumatera

Pekan Imunisasi Nasional Polio 2024 Diselenggarakan 2 Tahap, Fungsi Vaksin dan Jadwal di Daerah Sumatera

Pekan Imunisasi Nasional Polio 2024--

BACA JUGA:Apakah Ada Korban Efek Vaksin Astrazeneca di Indonesia? Begini Penjelasan BPOM

Selanjutnya, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.

Pemberian imunisasi pada PIN Polio sangat penting untuk mencegah virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi polio lengkap. 

BACA JUGA:Sebabkan TTS, Vaksin Astrazeneca Resmi Ditarik dari Peredaran

Sasaran PIN Polio adalah anak usia 0 hingga 7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Vaksin yang akan diberikan adalah vaksin imunisasi tetes dan suntik.

Direktur Pengelola Imunisasi Kemenkes dr. Prima menjelaskan, polio dapat dicegah dengan imunisasi polio lengkap. 

Imunisasi polio lengkap yang telah dimasukkan ke dalam program nasional terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio yang diberikan secara tetes dan vaksin polio dengan suntikan.

“Vaksin polio tetes yang diberikan melalui mulut sebanyak tiga kali pemberian, yaitu umur 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, yang dikenal dengan OPV 1, OPV 2 dan OPV 3. Sedangkan pada umur 4 bulan, pemberian vaksin digabung, yaitu tetes dan suntikan yang disebut dengan IPV. Tidak hanya sampai di situ, pada umur 9 bulan akan kembali diberikan vaksin IPV 2,” kata dr. Prima. 

BACA JUGA:Ini Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Mulai dari yang Umum hingga yang Sangat Jarang Terjadi

Pemberian imunisasi lengkap atau kombinasi imunisasi polio tetes (OPV) dan imunisasi polio suntik (IPV) diperlukan untuk membentuk kekebalan yang optimal terhadap semua virus polio.

Cakupan imunisasi polio, baik tetes maupun suntik, harus mencapai 95% dan merata di suatu wilayah untuk membentuk kekebalan kelompok. Hal ini untuk mencegah virus polio menyebar luas dan memicu munculnya kasus polio berisiko.

Dr. Prima juga meyampaikan apabila cakupan imunisasi polio di suatu wilayah rendah selama beberapa tahun maka kekebalan kelompok di wilayah tersebut tidak terbentuk serta banyak anak yang tidak kebal terhadap virus polio sehingga berisiko munculnya kembali kasus polio.

BACA JUGA:Membanggakan Indonesia, Ini Sosok yang Ikut Andil Sebagai Penemu Vaksin Astrazeneca Temani Dame Sarah Gilbert

Tujuan Digelarnya PIN Polio

Pelaksanaan PIN Polio memiliki beberapa tujuan utama, yaitu melindungi anak-anak dari penyakit polio yang bisa menyebabkan kelumpuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: