Iklan RBTV Dalam Berita

BMKG Umumkan Cuaca La Nina Masuk ke Indonesia Awal Agustus, Ini Bedanya dengan El Nino

BMKG Umumkan Cuaca La Nina Masuk ke Indonesia Awal Agustus, Ini Bedanya dengan El Nino

BMKG Umumkan Cuaca La Nina Masuk ke Indonesia Awal Agustus, Ini Bedanya dengan El Nino--Foto: ist

Peningkatan curah hujan ini diharapkan dapat membantu mengatasi kekeringan yang masih berlangsung.

Kepala BMKG juga menegaskan bahwa meski La Nina dapat meningkatkan curah hujan, tidak berarti Indonesia akan bebas dari kemarau.

“Peningkatan curah hujan ini disebut kemarau basah, yang artinya meskipun curah hujan meningkat, musim kemarau tetap ada,” jelas Dwikorita.

BACA JUGA:Info Prakiraan BMKG, Ini Lokasi Terdampak Bahaya Cuaca Besok 31 Juli 2024, Kategori Siaga dan Waspada

BMKG mengingatkan, beberapa wilayah seperti Jawa Timur, NTB, dan NTT saat ini sudah mengalami hari tanpa hujan yang ekstrem panjang, dengan HTH terpanjang terjadi di Kota Kupang selama 92 hari.

Peringatan dini kekeringan meteorologis telah dikeluarkan untuk beberapa kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.

BMKG akan terus memantau perkembangan cuaca dan iklim untuk memberikan informasi terbaru kepada masyarakat agar dapat mempersiapkan diri menghadapi perubahan kondisi cuaca yang mungkin terjadi.

Apa Bedanya La Nina dengan El Nino?

El Nino

Mengutip laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

BACA JUGA:Masyarakat di 11 Provinsi Ini Diminta Waspada, Prediksi BMKG Ada Potensi Hujan Lebat

Menurut laman National Ocean Service AS, El Niño dalam bahasa Spanyol artinya anak laki-laki. Nelayan Amerika Selatan pertama kali menyadari periode air hangat yang luar biasa di Samudra Pasifik pada tahun 1600an. 

Nama lengkap yang mereka gunakan adalah El Niño de Navidad yang berarti Bocah Laki-Laki Natal, karena El Niño biasanya mencapai puncaknya sekitar bulan Desember.

La Nina

Sementara, La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Ketika La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: