Iklan RBTV Dalam Berita

Ngeri! Fenomena Likuifaksi di Mamuju Tengah, BPBD dan BMKG Angkat Suara

Ngeri! Fenomena Likuifaksi di Mamuju Tengah, BPBD dan BMKG Angkat Suara

Fenomena Tanah Lembek di Mamuju Tengah--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Fenomena likuifaksi di Mamuju tengah, BPBD dan BMKG angkat suara.

Fenomena yang diduga sebagai likuifaksi terjadi di Desa Saloadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, pada hari Jumat (1/11/2024).

BACA JUGA:Duh! 2 Negara Ini Larang Warganya Putar Lagu ‘APT’ Rose BLACKPINK dan Bruno Mars, Apa Alasannya?

Kejadian ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena mengakibatkan sebuah alat berat yang tengah melakukan perbaikan jalan desa terperosok dan tenggelam di tanah yang mendadak mencair.

Situasi ini menambah tantangan bagi para petugas di lapangan yang berupaya mengevakuasi alat berat tersebut dari tanah berlumpur.

Peristiwa ini bermula ketika para pekerja proyek perbaikan jalan di daerah tersebut merasakan adanya pergerakan tanah.

BACA JUGA:Kembar tapi Beda, Ini Perbedaan Gunung Lewatobi Laki-laki dan Perempuan

Area perbaikan jalan ini berada di sekitar perkebunan kelapa sawit, dengan kondisi lingkungan yang cenderung lembab.

Di tengah pekerjaan, operator alat berat yang saat itu masih berada di dalam kabin sempat mencoba untuk menyelamatkan kendaraan yang sudah terjebak dalam tanah.

Namun, upayanya tidak berhasil, sehingga ia memutuskan untuk keluar dan menyelamatkan diri sebelum situasi memburuk.

Setelah menerima laporan dari masyarakat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju Tengah segera turun ke lokasi untuk melakukan pendataan dan penilaian awal.

BACA JUGA:Perbedaan El Nino dan La Nina, Dua Fenomena Iklim Ekstrem

Kepala BPBD Mamuju Tengah, Sigit Dwihastono, menjelaskan bahwa likuifaksi ini diduga kuat dipicu oleh kondisi tanah yang tidak stabil, yang disebabkan oleh frekuensi banjir yang sering melanda area perkebunan sawit di sekitar lokasi kejadian.

“Wilayah tersebut sering mengalami banjir, terutama di sekitar Kampung Rawa Makmur dan perkebunan kelapa sawit di sekitarnya. Kondisi tanah yang sebagian besar terdiri dari gambut dan mudah berubah konsistensi ketika terpapar air dalam jumlah besar, membuat area tersebut sangat rentan terhadap fenomena seperti ini,” ungkap Sigit, yang dikutip oleh InfoSAWIT dari wawancara dengan TV One, pada Selasa (5/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: