Iklan RBTV Dalam Berita

Kronologi Cekcok Pengurus RW dan Sekolah Tentang Iuran Keamanan yang Diminta Sebesar Rp35 Juta

Kronologi Cekcok Pengurus RW dan Sekolah Tentang Iuran Keamanan yang Diminta Sebesar Rp35 Juta

Cekcok pengurus RW dan sekolah--

Pihak sekolah pun melakukan audit terhadap pengelolaan iuran yang diminta warga dan menemukan bahwa ada sisa dana yang cukup besar setelah membayar 30 satpam yang masing-masing digaji Rp 2,5 juta.

BACA JUGA:Ini Legenda dan Asal Usul Pulau Samosir yang Penuh dengan Misteri

Tanggapan Pihak Sekolah

Kabag Legal Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen Petra (PPPKP), Christin Novianty, menyatakan bahwa pihaknya tiba-tiba mendapatkan informasi kenaikan iuran tersebut.

"Asal mula perseteruan dengan RW karena iuran tahun 2024 kita ada kenaikan iuran semula Rp 32 juta jadi Rp 35 juta," kata Christin. 

BACA JUGA:Model Mobil Suzuki Ini Terlaris Selama GIIAS 2024, Berhasil Melampaui Target dengan Total SPK 1.705 Unit

Pihak sekolah mempertanyakan kenaikan mendadak tersebut dan merasa dipaksa untuk mengikuti keputusan RW tanpa diajak berdiskusi terlebih dahulu.

Menurut Christin, RW sempat mengancam akan menutup jalan yang menghubungkan jalan raya dengan sekolah.

Namun, ancaman tersebut tidak jadi dilakukan setelah mediasi. Meskipun begitu, laporan pertanggungjawaban dari RW tidak kunjung diberikan dan surat-surat dari pihak sekolah tidak direspons.

BACA JUGA:Ini Sosok Penunggu Danau Toba yang Terkenal Dikalangan Masyarakat

Pengelola Petra akhirnya melaporkan masalah ini ke DPRD Surabaya. Anggota dewan meminta pihak sekolah untuk membuat rekayasa lalu lintas dengan bantuan Dinas Perhubungan (Dishub).

Christin berharap bahwa RW dapat bertemu kembali dengan Petra untuk membahas perkara ini secara baik-baik. Jika tidak ada itikad baik dari warga, pihak sekolah akan menempuh jalur hukum.

"Kita enggak muluk-muluk, maunya tetap ada komunikasi dengan RW karena masih tinggal di wilayah yang sama," ujar Christin. "Kalau nanti terus seperti ini, (akses) ditutup, terpaksa ambil jalur hukum," tambahnya.

BACA JUGA:Selain Hemat, 10 Motor Listrik Ini Aman Digunakan untuk Jarak Jauh

Armuji, dalam video yang diunggah di akun TikTok-nya, menyatakan bahwa kemacetan di sekitar sekolah hanya dijadikan alasan untuk menaikkan iuran. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: