Iklan dempo dalam berita

Jelang Upacara Pemasangan Batu Chattra, Ramai Tagline Soal 'Pray for Borobudur', Ada Apa?

Jelang Upacara Pemasangan Batu Chattra, Ramai Tagline Soal 'Pray for Borobudur', Ada Apa?

Ramai Tagline Soal 'Pray for Borobudur'--

Pemasangan chattra dianggap tidak mendasarkan diri pada bukti arkeologis yang memadai. Menurut catatan sejarah, Theodoor van Erp, seorang insinyur Belanda yang memimpin pemugaran Candi Borobudur pada tahun 1907-1911, pernah memasang chattra di atas stupa induk.

Namun, dia sendiri kemudian mencopotnya karena merasa pemasangan tersebut tidak akurat dan tidak sesuai dengan bentuk asli candi.

Guru Besar Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Timbul Haryono, adalah salah satu pihak yang menolak keras pemasangan chattra di Borobudur. Dalam pernyataannya, Prof. Timbul menegaskan bahwa chattra tersebut tidak perlu dipasang kembali, terutama jika pemasangannya dilakukan tanpa kajian arkeologi yang tepat.

“Kalau yang memasang Kemenag itu malah ‘dagelan tingkat tinggi’. Borobudur itu milik dunia, warisan dunia. Bukan warisan mereka saja,” ujar Prof. Timbul dikutip dari Bernas.

BACA JUGA:Tebaru September 2024, Ini Tabel Pinjaman KUR Mandiri Rp 50-200 Juta, Ada Angsuran di Bawah Rp 1 Juta

Protes tersebut semakin memanas dengan munculnya tagline "Pray For Borobudur" di berbagai platform media sosial.

Tagline ini dianggap sebagai ungkapan kekecewaan masyarakat, terutama kalangan Buddhis dan non-Buddhis, yang melihat pemasangan chattra sebagai langkah yang dipaksakan oleh pemerintah meski bertentangan dengan prinsip-prinsip konservasi situs bersejarah.

BACA JUGA:Tabel Pinjaman KUR BRI 2024 Plafon Rp 10 Juta Sampai Rp 500 Juta, Angsuran Mulai Rp 100 Ribuan!

Sejarah Kontroversi Chattra di Borobudur

Sejarah pemasangan chattra di Candi Borobudur sudah lama menjadi perdebatan. Dalam pemugaran awal yang dilakukan oleh Theodoor van Erp, chattra memang sempat dipasang di puncak stupa induk.

Namun, van Erp kemudian mencopotnya setelah menyadari bahwa chattra tersebut tidak berasal dari stupa utama Borobudur, melainkan dari stupa perabuan yang ditemukan di sekitar candi.

Penemuan ini semakin menguatkan pendapat bahwa chattra bukanlah bagian asli dari Candi Borobudur.

Menurut Balai Konservasi Borobudur, serpihan-serpihan chattra yang ditemukan van Erp sebenarnya merupakan bagian dari stupa perabuan, bukan stupa induk candi.

BACA JUGA:Non KUR, Ini Tabel Angsuran Pinjaman BRI Rp 50 Juta Sampai Rp 500 Juta, Bisa Dicicil hingga 5 Tahun

Hingga saat ini, bekas stupa perabuan tersebut masih bisa ditemukan di sekitar area Borobudur, memberikan bukti tambahan bahwa chattra tidak seharusnya dipasang di puncak candi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: