Hujan Lebat di Musim Kemarau, Ini Fenomena MJO yang Perlu Diketahui
Hujan Lebat di Musim Kemarau, Ini Fenomena MJO yang Perlu Diketahui--Foto: ist
Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah daerah dihimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana seperti kekeringan dan kebakaran hutan.
Beberapa daerah mungkin akan mengalami kekeringan parah, sedangkan yang lain bisa terdampak hujan lebat yang memicu banjir dan tanah longsor, seperti yang terjadi di beberapa daerah.
Dalam kondisi seperti ini, tantangan bagi masyarakat adalah bagaimana tetap waspada terhadap ancaman bencana ganda, baik dari kekeringan yang berpotensi memicu kebakaran hutan maupun hujan lebat yang dapat mengakibatkan banjir dan longsor.
BACA JUGA:Siap-siap, BMKG Prediksi Awal hingga Puncak Kemarau 2024 Datang di Bulan Ini
Situasi cuaca yang tidak menentu ini membuat mitigasi bencana menjadi hal yang sangat penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat.
La Nina Belum Masuk ke Indonesia
Melansir laman CNBC, La Nina ternyata berlum terkonfirmasi melanda wilayah Indonesia. Meski, dalam beberapa hari terakhir, cuaca hujan sedang-lebat melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Di sisi lain, BMKG mengeluarkan peringatan dini kekeringan untuk level Waspada, Siaga, dan Awas di sejumlah wilayah Indonesia.
Mengutip situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena iklim La Nina adalah kondisi anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut (SPL) atau sea surface temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya.
Pada saat La Nina terjadi, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami peningkatan curah hujan sebanyak 20-40%. Kondisi bisa terjadi pada periode Juni-Juli-Agustus (JJA) dan September-Oktober-November (SON).
BACA JUGA:Jangan Sampai Terendam, Ini Dampak dan Cara Mengatasi Remote Keyless Basah Karena Hujan
Disebutkan, secara umum dampak yang mungkin terjadi saat La Nina adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, bahkan badai tropis.
Sebelumnya, BMKG memprediksi La Nina berpotensi melanda Indonesia pada periode Juli-Agustus-September 2024. Namun monitoring terbaru belum mengonfirmasi fase La Nina di Indonesia.
Sementara itu, Hasil Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I September 2024 yang dirilis BMKG menunjukkan, indeks IOD dan ENSO pada bulan September 2024. Di mana, Indeks Dipole Mode 0.27 (Netral) dan indeks ENSO -0.29 (Netral).
"IOD Netral diprediksi berlangsung hingga awal tahun 2025. Sementara itu, ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina mulai September 2024," tulis BMKG, Jumat (13/9/2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: