Iklan dempo dalam berita

Mengenal Sejarah dan Hikmah Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Mengenal Sejarah dan Hikmah Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Sejarah Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW--

Kitab tersebut meyakini dalil ini sebagai bentuk peringatan Nabi Muhammad SAW pada hari kelahirannya.

Al-Hafizh Jalaluddin As-Suyuthi memperkuat pendapat mengenai peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dengan merujuk pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Anas.

Beliau menyebut bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan aqiqah untuk dirinya sendiri setelah diutus sebagai Rasul, meskipun kakeknya, Abdul Muththalib, sudah melaksanakan aqiqah untuk beliau pada hari ketujuh kelahirannya.

BACA JUGA:Jemput Bola, Ribuan KTP Elektronik untuk Pemilih Pemula di Bengkulu Tengah Tuntas Dicetak

Aqiqah yang dilakukan oleh Nabi SAW merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas keberadaannya sebagai rahmat bagi seluruh alam dan sebagai teladan bagi umatnya.

Oleh karena itu, Al-Suyuthi menekankan pentingnya menampakkan rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW dengan mengumpulkan saudara-saudara, memberikan makan kepada yang membutuhkan, dan menunjukkan kegembiraan atas kelahiran beliau.

BACA JUGA:Oknum Guru di Bengkulu Utara Dilaporkan ke Polisi, Cabuli Siswi Saat Jam Pelajaran

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Banyak pendapat yang menjelaskan sejarah ini. Salah satunya menurut penelitian Peringatan Maulid Nabi oleh Moch. Yunus dalam terbit di Jurnal Humanistika Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2019, ada dua pendapat mengenai awal mula tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pertama, maulid pertama kali diperingati oleh Khalifah Mu'iz li Dinillah dari Dinasti Fathimiyyah di Mesir pada 341 Hijriah.

Namun, perayaan ini sempat dilarang oleh Al-Afdhal bin Amir al-Juyusy, dan baru kembali dirayakan pada masa Amir li Ahkamillah pada tahun 524 Hijriah. Pendapat ini juga disampaikan oleh sejarawan Al-Sakhawi (wafat 902 H).

Pendapat kedua menyebutkan bahwa perayaan maulid Nabi dilakukan oleh Khalifah Mudhaffar Abu Said pada 630 Hijriah.

BACA JUGA:KBRI Buka Loker di Den Haag! Ini Persyaratan dan Cara Pendaftarannya

Saat itu, ia menggelar acara maulid Nabi besar-besaran selama 7 hari 7 malam dengan tujuan untuk mempersatukan rakyatnya dalam menghadapi ancaman Jengiz Khan dari Mongol.

Dalam perayaan tersebut, disembelih ribuan hewan dan dihidangkan puluhan ribu makanan, serta acara ini melibatkan para orator untuk membangkitkan semangat heroisme muslimin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: