Terjangan 'Suhu Neraka', di Negara Ini Rekor Terpanas 51 Derajat, Benarkah Terkait Hari Kiamat?
Ilustrasi. Cuaca panas masih terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia--
BACA JUGA:Seluruh Pantai di Kabupaten Seluma Ramai, Sayang Sampah Plastik Berserakan
Konflik ini muncul dengan dilatarbelakangi tekanan politik dan gerakan kebangkitan dunia Arab yang juga disertai salah satu kekeringan terburuk sepanjang sejarah Suriah.
Itulah sebabnyapakar militer menganggap perubahan iklim sebagai faktor yang memperparah ancaman keamanan.
Memasuki dekade yang kedua, perang Suriah telah memaksa sekitar 13 juta warganya harus meninggalkan rumah mereka. Setengahnya menjadi pengungsi di Suriah, sementara sisanya mencari perlindungan di negara-negara tetangga, Eropa, dan sekitarnya, sehingga membuat krisis pengungsi global semakin parah.
Lantas Apa Pelajaran yang Bisa Kita Ambil?
Sejarah tersebut menawarkan beberapa pelajaran penting bagi kita. Pertama, dampak negatif perubahan iklim bisa menimpa individu-individu miskin dan terpinggirkan secara jauh lebih besar dibanding kelompok ekonomi lain. Padahal, mereka adalah kelompok yang paling tidak mampu merespons dan beradaptasi.
Kemudian, tantangan lingkungan cenderung memiliki dampak yang paling besar ketika terjadi bersamaan dengan keresahan sosial. Bahkan, keduanya sering kali terkait erat dan tidak dapat dipisahkan.
BACA JUGA:Warung Bakso Milik Murman Ludes Terbakar
Perubahan iklim memiliki potensi untuk mendorong terjadinya migrasi massal, memacu berbagai tindak kekerasan, menjatuhkan rezim, mengubah tatanan masyarakat serta kehancuran masal di muka bumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: