Cara Berkomunikasi dengan Pasien Koma, Terlihat Tidak Merespon tapi Bisa Mendengar
Cara Berkomunikasi dengan Orang Koma --
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Cara berkomunikasi dengan pasien koma, terlihat tidak merespons tapi masih bisa mendengar.
"Di balik tirai ketidaksadaran, mungkin ada suara yang masih dapat dirasakan." Pernyataan ini menggambarkan betapa pentingnya komunikasi, bahkan dalam keadaan yang tampaknya tanpa harapan seperti koma.
BACA JUGA:Tenyata, Begini Perjalanan Orang Koma Menurut Islam, Bukan Akhir Segalanya
Koma adalah kondisi medis yang kritis, di mana seseorang tampak tidak sadar dan tidak mampu merespons lingkungan di sekitarnya. Munculnya kondisi ini bisa mendadak akibat kecelakaan atau berkembang secara bertahap akibat penyakit seperti stroke.
Dalam menghadapi situasi yang menantang ini, penting bagi kita untuk mengetahui cara berkomunikasi dengan pasien koma agar mereka merasa didukung dan dicintai.
BACA JUGA:Berjalan Dibantu Tongkat, Wanita Muda Ini Mengaku Dipukul Suami dan Melapor ke Polisi
Memahami Koma
Koma adalah keadaan di mana seseorang masih hidup, namun kesadarannya hilang. Penderita koma tidak bisa bergerak, berbicara, atau membuka mata, bahkan ketika dirangsang.
Meskipun terlihat tidak merespons, penelitian menunjukkan bahwa banyak pasien koma masih dapat mendengar. Menurut laman resmi jamanetwork.com, meskipun tampak tidak merespons, pasien koma mungkin masih bisa mendengar.
Beberapa pasien koma memiliki respons pendengaran batang otak yang normal dan respons fisiologis normal terhadap rangsangan pendengaran. Ini menunjukkan bahwa komunikasi yang penuh kasih bisa memberikan dampak positif.
BACA JUGA:Meluncur di Indonesia Awal Oktober, Ini Bocoran Harga Xiaomi 14T Series, Cek Spesifikasi Unggulannya
Gejala dan Penyebab Koma
Gejala utama koma adalah penurunan kesadaran yang signifikan. Penderita mengalami kehilangan kemampuan berpikir dan tidak dapat merespons situasi di sekitarnya.
Gejala ini dapat bervariasi, mulai dari ketidakmampuan untuk bergerak hingga suara yang sangat minim, seperti mengerang saat dirangsang.
Pada sebagian besar kasus, pasien koma memerlukan bantuan alat pernapasan dan obat-obatan untuk mempertahankan fungsi vitalnya.
Koma dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cedera otak traumatis, stroke, atau kondisi medis lain yang memengaruhi fungsi otak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: