Suka Sejak Kecil, Sekarang Heboh Karena Produk Ditarik, Ini Sejarah Perusahaan Indomie
Sudah berpuluh-puluh tahun indomie menemani masyarakat Indonesia bahkan dunia--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Rasa-rasanya tidak ada orang Indonesia yang tidak tahu Indomie. Mie instan ini sudah sangat dekat dengan masyarakat, bahkan mungkin sudah menjadi bagian dari masyarakat.
Orang Indonesia, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia, banyak yang menyukai Indomie. Selain praktis dimasak, rasanya juga membuat ketagihan.
Indomie adalah merek mi instan yang diproduksi oleh Indofood CBP, anak perusahaan Indofood di Indonesia. Indofood sendiri merupakan produsen mi instan terbesar di dunia, dengan 16 pabrik, 15 miliar paket Indomie diproduksi setiap tahun.
BACA JUGA:Taiwan dan Malaysia Tarik Peredaran Indomie Ayam Spesial, Berikut Penjelasan BPOM
Indomie juga diekspor ke lebih dari 60 negara di dunia. Pasar ekspor utama Indofood termasuk Timor Leste, Australia, Papua Nugini, Arab Saudi, Taiwan, dan negara-negara lain di Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Asia.
Di luar pabrik utamanya di Indonesia, Indomie telah diproduksi di Nigeria sejak tahun 1995, produk tersebut merupakan merek yang populer. Indofood memiliki pabrik pembuatan mi instan terbesar di Afrika.
Merek Indomie pertama kali dirintis oleh Djajadi Djaja (lewat PT Djangkar Djati, bersama Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma). Selanjutnya, Djangkar Djati akan berubah nama menjadi PT Wicaksana Overseas International Tbk, salah satu distributor produk-produk consumer goods terbesar di Indonesia).
BACA JUGA:Selesaikan Misi 5 Menit, Dapatkan Saldo DANA Rp 50.000 Secara Instan, Yuk Coba!
Pada April 1970, sebagai anak usaha dari Djangkar Djati, Djajadi mendirikan PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dan memperkenalkan ke publik merek baru, Indomie (gabungan dari kata Indonesia dan Mie) pada tahun 1972.
Indomie merupakan produk mi instan kedua yang muncul di Indonesia, setelah Supermi yang dirintis oleh Sjarif Adil Sagala dan Eka Widjaja Moeis. Produk awalnya hanya rasa kaldu ayam dan udang, dan hingga awal 1980-an, Supermi dan Indomie menjadi duopoli di pasar.
Selain memasarkan produknya dalam negeri, pada 1982-1983 Sanmaru juga mulai melakukan ekspor ke negara tetangga, seperti Brunei, Malaysia dan Singapura serta ke Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Pabriknya ada di Ancol, Jakarta Utara.
BACA JUGA:Gampang Banget, Cukup Lakukan Ini Saldo DANA Rp 1.500.000 Mendarat
Pada tahun 1982, barulah kerajaan bisnis Salim Group memasuki bisnis mi instan dengan memperkenalkan merek lain bernama Sarimi. Awalnya, mengingat pada saat itu posisi Salim yang kuat (bahkan memonopoli) perdagangan terigu dengan Bogasari, Salim menginginkan merek Indomie yang populer itu agar berpindah kepadanya.
Selain itu, pada saat itu Indonesia sedang mengalami swasembada padi sehingga pabrik Sarimi menjadi kelebihan operasional. Diharapkan, jika Indomie mau bekerja sama dengan Sarimi, maka Salim Group tidak perlu merugi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: