Iklan RBTV Dalam Berita

Buntut Kasus Guru Tampar Siswa SD, Orang Tua Lapor KPAID

Buntut Kasus Guru Tampar Siswa SD, Orang Tua Lapor KPAID

Guru Tampar Murid--

BACA JUGA:Rincian Biaya Operasi Caesar Non BPJS, dari Kelas VIP hingga Kelas 3

2. Pihak Sekolah Tidak Mengetahui Kejadian

Tindakan kekerasan yang terjadi di sekolah ini ternyata tidak langsung diketahui oleh pihak sekolah. Kepala SDN Cipakat, Aam, mengatakan bahwa pihak sekolah baru mengetahui insiden ini setelah orang tua korban datang meminta klarifikasi.

Ia mengaku bahwa guru yang bersangkutan, yaitu Eman, menyampaikan permintaan maaf kepada korban dan keluarganya.

Eman mengaku bahwa tindakan tersebut terjadi karena khilaf. "Pak Eman tidak menyadari kalau menampar, niatnya hanya untuk memberi teguran, tetapi anak tersebut menoleh sehingga terkena tamparan," ujar Aam.

Aam juga menjelaskan bahwa insiden ini sebenarnya terjadi saat korban sedang bercanda dengan temannya.

Setelah kejadian, kedua siswa itu kembali berbaikan. Namun, pihak sekolah tetap menanggapi serius dan melakukan upaya mediasi antara guru, korban, dan orang tua.

BACA JUGA:Peternak Lokal Merugi, Ratusan Liter Susu Sapi Dibuang, Wakil Ketua DPR Minta Hal Ini ke Pemerintah

3. Guru Tiga Kali Meminta Maaf

Guru olahraga yang terlibat dalam insiden ini, Eman, telah meminta maaf sebanyak tiga kali kepada korban dan keluarganya.

Meskipun telah meminta maaf secara langsung, keluarga korban merasa tidak cukup dengan hanya permintaan maaf, dan tetap melaporkan insiden tersebut ke Polres Tasikmalaya.
Aam berharap agar kasus ini dapat diselesaikan dengan baik dan suasana belajar di sekolah dapat kembali normal.

Menurut Aam, pihak sekolah sudah melakukan upaya mediasi untuk mencari jalan damai. "Kami berharap agar masalah ini cepat selesai, anak bisa kembali belajar tanpa trauma, dan sekolah bisa menjalankan kewajibannya untuk memberikan pendidikan," jelasnya.

BACA JUGA:Lulusan SMA/SMK Merapat, Perum Damri Buka Lowongan Kerja, Gajinya Menggiurkan

4. Korban Mengalami Trauma Berat

Akibat kejadian ini, korban mengalami trauma dan enggan kembali ke sekolah. Ibu korban, Lina, menyatakan bahwa anaknya merasa sangat takut untuk kembali bertemu dengan guru yang telah menamparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: