Curah Hujan Meningkat, BMKG Ingatkan Potensi Ancaman Bencana Hidrometeorologi
Potensi Bencana Hidrometeorologi--
Puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2025 biasanya juga akan disertai oleh fenomena angin kencang dan kilat petir yang intens.
BMKG juga menegaskan bahwa daerah-daerah yang rawan banjir dan longsor harus tetap waspada, terutama bagi daerah-daerah yang berada di lereng gunung berapi.
Hujan dengan intensitas sedang sekalipun dapat memicu terjadinya banjir lahar yang dapat menyebabkan kerusakan parah.
"Wilayah-wilayah yang rawan bencana hidrometeorologi ini harus segera mempersiapkan langkah-langkah mitigasi, terutama dalam menghadapi curah hujan yang tinggi dan potensi bencana yang lebih besar,” tegasnya.
BACA JUGA:Aneh, Ratusan Burung Pipit Mati Masal Mendadak di Sekitar Bandara Ngurah Rai
Sementara itu, Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena, menambahkan bahwa hingga pertengahan November 2024, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan adanya kecenderungan La Nina yang lemah, yang berpotensi meningkatkan intensitas hujan di Indonesia.
Di sisi lain, indeks Indian Ocean Dipole menunjukkan nilai negatif, yang juga berpengaruh pada pola cuaca yang lebih basah, yang diperkirakan akan berlangsung hingga awal 2025.
Dengan adanya fenomena ini, suhu permukaan laut Indonesia diperkirakan akan lebih hangat dari biasanya, yang memperburuk potensi gangguan iklim basah.
Selain itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan bahwa saat ini ada dua bibit siklon tropis yang tengah berkembang di Samudra Hindia.
Kedua bibit siklon tersebut adalah Bibit Siklon Tropis 96S yang berada di sebelah barat daya Bengkulu dan Bibit Siklon Tropis 99B yang terletak di sebelah barat Aceh. Kedua bibit siklon ini berpotensi membawa dampak signifikan terhadap cuaca dan perairan di wilayah Indonesia bagian barat.
BACA JUGA:Wagub Rosjonsyah Pimpin Apel, Pastikan Layanan Administrasi Berjalan Normal
Fenomena atmosfer lainnya, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby, dan Gelombang Kelvin, juga sedang aktif. Guswanto mengungkapkan bahwa fenomena-fenomena ini dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam beberapa pekan ke depan, termasuk hujan lebat yang disertai kilat atau petir serta angin kencang.
Oleh karena itu, BMKG menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapan saja, khususnya menjelang akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025. Dalam menghadapi prediksi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat, pemerintah daerah, dan pihak terkait untuk memanfaatkan informasi cuaca yang telah disediakan.
Langkah-langkah mitigasi dan pencegahan, seperti mempersiapkan evakuasi dan memperkuat infrastruktur yang rentan, sangat penting untuk mengurangi dampak dari bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.
Demikianlah informasi tentang BMKG memprediksi bencana hidrometeorologi akan terjadi hingga tahun 2025.
Tianzi Agustin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: