Iklan RBTV Dalam Berita

Waspada DBD, 14 Warga Mukomuko Positif Demam Berdarah, Terbanyak di Kecamatan Ini

Waspada DBD, 14 Warga Mukomuko Positif Demam Berdarah, Terbanyak di Kecamatan Ini

Sebaran kasus demam berdarah di Kabupaten Mukomuko--

MUKOMUKO, RBTVDISWAY.ID - Dinas Kesehatan Mukomuko memberi peringatan penting bagi seluruh masyarakat Kabupaten Mukomuko agar selalu waspada terhadap ancaman Demam Berdarah Dengue atau DBD

Saat ini DBD terus mengintai dengan adanya perubahan iklim dari hujan ke panas.

Tercatat selama bulan April hingga Mei 2025, ada 14 warga Kabupaten Mukomuko dinyatakan positif indap DBD. 14 warga tersebut saat ini mendapatkan perawatan cepat dan intensif dari para medis.

Kasus  DBD terbanyak di Kecamatan Air Dikit sebanyak 9 orang, sedangkan  Kecamatan Kota Mukomuko, Kecamatan Empat Belas Koto, Kecamatan Penarik, Sungai Rumbai dan Kecamatan Ipuh dengan masing-masing satu kasus.

BACA JUGA:Orangtua Pelaku Pembunuhan Abiyu dan Arjuna Keberatan Hadir Langsung di Persidangan, Ini Penyebabnya

Petugas kesehatan juga melakukan larvalidasi atau pengendalian vektor nyamuk dengan cara mengendalikan larva nyamuk aedes aegypti di 14 lokasi yang ditemukan kasus tersebut. 

Petugas kesehatan juga membagikan larvasida kepada warga sebagai upaya memberantas nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue. 

BACA JUGA:Menjawab Pertanyaan, Apakah Lulusan SMA Bisa jadi Pengurus Koperasi Merah Putih? Ini Faktanya

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo mengatakan, pemberian larvasida dilakukan Puskesmas untuk membunuh jentik nyamuk penular DBD di rumah-rumah warga khususnya di daerah terjangkit. 

BACA JUGA:Bolehkah Istri Kepala Desa Menjadi Pengurus Koperasi Merah Putih? Ini Penjelasan Lengkapnya

Selain itu pihaknya juga mengajak semua masyarakat untuk melakukan tindakan berupa Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN. 

“Memang akhir-akhir ini curah hujan tinggi. Jadi genangan air makin banyak dan berpotensi jentik-jentik nyamuk bersarang. Untuk itu, kami mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Kapan perlu tidur pakai kelambu,” ujar Bustam Bustomo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: