Iklan RBTV Dalam Berita

Ceramah Lengkap Zainuddin MZ, 10 Orang yang Menjadi Teman Setan

Ceramah Lengkap Zainuddin MZ, 10 Orang yang Menjadi Teman Setan

KH. Zainuddin MZ--

Ngenteng-ngentengin shalat. “Nanti aja dah kalau dah tua-tuaan ah. Sembahyang mah gampang saban hari ada. Kalau ini nih tinju jarang-jarang.” Al-mutahawin, ngenteng-ngentengin. Pada dasarnya agama itu mudah. Jangan dipersulit. Tapi juga jangan dipermudah. Agama itu tidak berat. Jangan diberat-beratin, tapi juga jangan dienteng-entengin. Sebab yang enteng kalau kita entengin, akhirnya menganggap remeh. 

 

Mulanya memang sedikit. Makin lama makin banyak, makin lama makin banyak, makin bertumpuk. Apalagi kalau sadar kita shalat adalah tiang daripada agama. Bagaimana rumah akan tegak tanpa tiang yang kuat. Bagaimana agama akan tegak dalam diri seseorang kalau shalatnya dienteng-entengin. Jangankan yang sunah, yang wajib saja kadang-kadang tutup lobang gali lobang. 

 

Padahal itu merupakan tiang pokok. Rumah itu untuk kuat harus ada tiang-tiang tambahan. Tiang-tiang tambahan ini ya nawafil ya rawatib, shalat-shalat sunah itu. Itu untuk menjaga stabilitas temperatur batin kita kepada Allah.

المتهاون بالصلاة

Jikalau sudah masuk waktu, beduk misalnya berbunyi, azan berkumandang, ha iblis mulai menyebar bala tentaranya. “Pasukan, siap.” Sama yang dagang dia bisikin, “Sedang enaknya loe dagang, pembeli lagi banyak-banyaknya. Sembahyang mah ada besok.” Sama yang kerja, “Loh, jangan ditinggal nih kerjaan, tanggung. Sembahyang masih ada besok.”

 

Saudara-saudara kaum Muslimin rahimakumullah, andaikata kita berhasil. Kita tinggalkan kesibukan, lalu kita pergi shalat, apa iblis diam, setan tenang, tidak. Masih dia bisiki kita, “Iya kalau mau sembahyang, ya sembahyang, cuma buruan udah. Yang mau belanja, yang mau nunggu, bukan main.” Sampai rukuk kita ga sempurna, bacaan kita semrawut, sujud kita tidak lengkap. Shalat juga, tapi di situlah masuk iblis. 

 

Kalau itu kita bisa berhasil cegah, rukuk tertib, ada thuma’ninah, sujud bagus, iblis masuk lagi. “Wah, memang sembahyang kamu mantap. Orang lain ga ada yang sembahyang kayak kamu.” Yang timbul apa? Ujub. Sombong kepada diri sendiri. Begitu rapi sembahyang, “Ehm, elo ya pada kagak sembahyang, apaan loe. Gue nih.” Itu sudah perangkap iblis. Jadi lewat segala macam cara dan jalan. Kepada yang ibadahnya bagus ditanamkan rasa ujub. Kepada yang mau berusaha bagus ditanamkan sifat was-was, buru-buru.

 

Saudara-saudara kaum Muslimin, ini yang kedelapan. Yang kesembilan,

مانع الزكاة

“Orang yang enggan membayar zakat.” Itu teman setan. “Ga ada urusan ama zakat. Sayang-sayang harta dizakatin.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: