Namun Inyik Gadang meyakinkan bahwa dirinya akan baik–baik saja. Ia pun pamit pergi. Hanya saja semakin dirinya masuk ke dalam hutan, apa yang tadi diucapkan si nenek terlintas semakin jelas di kepalanya. Terlebih ia juga menyaksikan sendiri pemandangan tak biasa.
Banyak pohon tumbang dan dahan berserakan di sepanjang jalur hutan yang ia lalui. Masih menggenggam kapaknya, ia pun memutar badan untuk pergi dari hutan. Hanya saja, belum sejengkal ia melangkah di depannya ada seekor naga besar yang menghalangi jalan Inyik Gadang.
Inyik mencoba tenang dan berusaha berbicara dengan sang naga. “Aku, minta maaf naga yang baik. Aku akan segera pulang. Mohon izinkan aku untuk pulang.”
Namun sang naga tersebut terlihat marah dan berkata, “Kau sudah mengganggu daerah kekuasaanku.”
BACA JUGA:Debt Collector Pinjol Pergi, Ratusan Pinjol Ini Sudah Disikat OJK dan SWI
Naga tersebut juga menyemburkan apinya ke arah Inyik Gadang. Sang naga juga menegaskan bahwa siapapun yang masuk ke hutan ini akan ia binasakan.
Meski begitu, Inyik Gadang masih mencoba bernegosiasi. “Naga, kau adalah makhluk Tuhan yang sangat baik. Jika kau membiarkan aku pergi, aku berjanji akan mengabarkan kepada semua penduduk desa untuk tidak datang ke hutan ini.”
Hanya saja naga tersebut tidak punya niat baik. Ia sudah terlanjur marah dan terus menerus menyemburkan api. Sebagian hutan pun sudah terbakar dengan semburan apinya.
BACA JUGA:Dapat Saldo DANA Gratis Tiap Hari Rp 200.000, Buruan Mainkan Aplikasi Rich Farm dan Go Winner