Akhirnya Datu Partawar pun menimpali : “Demi kepentingan Nai Manggale, kita akan menetapkan tiga keputusan”
Keputusannya:
1. Karena Raja Panggana adalah orang yang pertama memahat pohon menjadi patung, makai a menjadi Ayah dari Puteri Nai Manggale. Disebut sebagai SUHUT.
2. Karena Baoa Partigatiga adalah orang yang memberi pakaian dan perhiasan kepada patung, maka ia menjadi Amangboru Puteri atau disebut BORU.
3. Karena saya, Datu Partawar adalah yang memberikan nyawa dan berkat kepada patung hingga menjadi manusia, maka saya akan menjadi Tulang dari Puteri Nai Manggale atau yang disebut HULA–HULA.
Mereka bertiga pun setuju dengan perjanjian tersebut. Legenda Nai Manggale ini pun dipercaya sebagai asal muasal Dalihan Na Tolu dalam budaya kekerabatan batak.
Apa itu Dalihan Na Tolu?
Jadi Dalihan Na Tolu merupakan seni bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah agar mendapatkan keputusan yang tepat untuk kebaikan bersama.
Tim liputan