Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII juga terjadi di Kalimantan Selatan yang dipimpin oleh Ibnu Hadjar pada 1950. Latar belakang terjadinya pemberontakan ini adalah rasa ketidakpuasan Ibnu Hadjar terhadap reorganisasi TNI, salah satunya ALRIS Divisi IV, kelompok tempat ia bertugas.
Sebab, reorganisasi ini membuat beberapa anggota ALRIS Divisi IV diberhentikan karena dianggap tidak memenuhi syarat, termasuk Ibnu Hadjar.
Ibnu Hadjar yang kecewa kemudian membentuk pasukan gerilya sendiri bernama Kesatuan Rakyat yang Tertindas. Ia melakukan penyerangan pertama ke kesatuan tentara di Kalimantan Selatan pada Maret 1950.
Menanggapi hal ini, pemerintah menerima Ibnu Hadjar yang saat itu menyerahkan diri. Bahkan, ia diterima kembali ke dalam APRIS. Namun, setelah diberi persenjataan lengkap, Ibnu Hadjar melarikan diri dan melanjutkan pemberontakannya.
Ibnu Hadjar sempat bersembunyi di dalam hutan guna menghindari kejaran TNI. Akan tetapi, setelah diberi janji pengampunan, Ibnu Hadjar bersedia menyerahkan diri pada 1963.
Ia sempat ditahan selama dua tahun sebelum dikirim ke Jakarta untuk menjalani proses pengadilan di Mahkamah Militer pada 11 Maret 1965. Ibnu Hadjar dijatuhi hukuman mati, ia meninggal dunia pada 22 Maret 1965.
Demikian penjelasan mengenai apa itu NII dan sejarah pemberontakan DI/TII di Indonesia. Semoga bermanfaat!