Dia menyebut tahun depan fenomena el nino diprediksi akan berada pada skala menengah hingga kuat. Oleh sebab itu, kata Abdul, pemerintah harus mengantisipasi dampak potensi dari karhutla.
BACA JUGA:Ramalan Zodiak 7 September, Aries Siap-siap Menyambut Hari yang Bahagia
“Kalau saat ini el nino nya itu lemah ke moderat kita sudah 500 kali kejadian karhutla hanya di 3 bulan pertama kemarau, mungkin ketika kondisi el nino moderat to strong, kita benar-benar harus waspada," ujar dia.
“Mungkin ini yang harus kita evaluasi untuk menyiapkan segenap segala sumber daya untuk mengantisipasi potensi el nino di tahun depan," imbuhnya.
Adapun secara keseluruhan, menurut catatan BNPB, total jumlah kejadian bencana dari Januari hingga Agustus mencapai 2.742 kejadian. Selain 499 kasus karhutla, ada 853 kejadian banjir, 836 cuaca ekstrem, dan tanah longsor 442 kejadian.
Ini Daerah Rawan Karhutala
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun meminta para pendaki gunung untuk tidak melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran di wilayah pegunungan.
"Misalnya kita hiking di Jawa itu jangan mudah membuang puntung rokok ya, akan terbakar meskipun bukan lahan gambut," tuturnya, Januari lalu.
Benar saja, saat El Nino sudah hadir dan mencapai level moderat, beberapa hutan dan gunung di Jawa terbakar.
Yang terbaru di antaranya adalah kebakaran di kawasan Bukit Teletubies, Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jumat (1/9) malam.
BACA JUGA:Rezeki bakal Sering Datang ke Rumah jika Memiliki 7 Benda Ini
Selain itu, karhutla di kawasan jalur pendakian Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Sapuran dan Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (1/9). Ada pula kebakaran di Gunung Gede, Ponorogo, Selasa (5/9).
Berdasarkan peta Drough Code (DC) atau daerah dengan tingkat kemudahan terbakar di lapisan bawah permukaan tanah yang diperbarui pada 4 September 2023, BMKG mengungkap daerah-daerah rawan karhutla sejalan dengan zona dengan curah hujan amat kecil.
DC sendir menunjukkan tingkat potensi kemudahan terjadinya kebakaran ditinjau dari parameter cuaca pada bahan organik padat di lapisan bawah permukaan tanah dan bahan-bahan kayu berat (seperti gelondongan kayu) di permukaan tanah.