Pada bagian kanan terdapat bangunan memanjang ke belakang, terdiri atas lima petak, di antaranya merupakan kamar kecil atau kamar mandi, sedangkan yang lainnya berfungsi sebagai gudang dan dapur.
Di dalam rumah pengasingan ini tersimpan beberapa benda peninggalan Bung Karno yang memiliki nilai sejarah. Benda-benda tersebut terdiri atas benda asli dan benda tiruan yang merupakan saksi bisu yang menemani sang Proklamator dalam menyusun strategi-strategi perjuangan selama di pengasingan.
BACA JUGA:Munculnya Gunung Emas Setelah Sungai Efrat Mengering, Benarkah Tanda Kiamat?
Seperti sepeda, ranjang, lemari hingga buku-buku milik Soekarno. Di bagian belakang juga ada sumur yang dianggap memiliki keramat. Jika mencuci wajah dengan air sumur itu, nasib baik akan datang.
Meskipun rumah ini tidak terbilang besar, namun pembagian ruang dan penataan benda-benda berharga tersebut cukup rapi dan teratur.
Setelah kemerdekaan bangunan klasik beroramen Eropa dan Cina Setelah masa kemerdekaan, bangunan ini digunakan sebagai markas PRI, rumah tinggal AURI, stasiun RRI, kantor pengurus KNIP, dan sekarang sepenuhnya dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata.
Selain menjadi bagian dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia, rumah ini juga menjadi tempat berseminya cinta antara Soekarno dan Fatmawati.
Selama bergaul dengan masyarakat Bengkulu, Soekarno berkenalan dengan anak seorang pimpinan Muhammadiyah yang juga muridnya, Fatmawati.